Pemantauan ANTARA di Bandara Internasional Kualanamu, Sabtu sore, penumpang tersebut sudah malai ramai karena mereka mengejar waktu agar jangan sampai terlambat masuk bekerja.
Sebab, Aparat Sipil Negara (ASN), pegawai BUMN dan pegawai swasta, kembali bekerja pada Senin (10/6) dan tidak boleh terlambat, karena akan mendapat sanksi yang tegas.
Sehubungan dengan itu, para pemudik yang telah selesai mudik dan berlebaran di kampung halaman, harus kembali lagi ke daerah perantauan di tempat mereka bekerja.
Para pemudik itu mengaku berasal dari Medan, Lubuk Pakam, Pematang Siantar, Binjai, Langkat dan beberapa daerah lainnya.
Sebahagian para pemudik dari luar daerah tersebut, tiba Bandara Internasional Kualanamu diantarkan oleh keluarga mereka.
Kemudian, ada juga yang menggunakan jasa transportasi taksi, Damri, kereta api, dan angkutan lainnya.
Tim gabungan keamanan yang terdiri atas Polri, TNI, Dinas Perhubungan, dan personel PT Angkasa Pura II (Persero) ikut membantu keamanan dan kelancaran bagi pemudik yang akan balik ke Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, Pulau Jawa, Bali, dan sejumlah daerah lainnya.
Para pemudik tersebut kembali ke daerah perantauan masing-masing, karena pada Senin (10/6) mereka harus bekerja seperti biasa dan liburan cuti telah berakhir.
Data yang diperoleh dari Posko PT Angkasa Pura II (Persero) menyebutkan jumlah penumpang pemberangkatan domestik 4.064 orang dan kedatangan 3.024 orang.Total penumpang seluruhnya mencapai 7.808 orang.
Dari segi fasilitas dan infrastruktur Bandar Udara Internasional Kualanamu mampu melayani pendaratan dan penerbangan pesawat berbadan besar, yakni Airbus A380 dan pesawat sejenisnya.
Bandara Internasional Kualanamu juga mampu menampung 35 pergerakan pesawat per jam. Namun, saat ini baru melayani 22 pergerakan per jam.
Saat Lebaran bisa meningkat hingga 24 s.d. 25 pergerakan sehingga slot masih terbuka lebar bagi airlines yang berencana menambah penerbangannya ke Bandara Kualanamu. Hal itu sejalan dengan program PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara.
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019