Pekalongan (ANTARA News) - Puluhan perajin batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, kini terancam gulung tikar akibat kelangkaan minyak tanah di daerah itu. Haris Riyadi, salah seorang perajin batik di Kota Pekalongan, Sabtu, mengatakan, dirinya setiap hari memerlukan sekitar 20 liter minyak tanah guna mencukupi kebutuhan lima kompor yang dipakai untuk memproduksi batik cap. "Namun, hampir dua pekan terakhir ini perajin kesulitan untuk mendapatkan minyak tanah sehingga kami terpaksa menghentikan usaha batik," katanya. Jika kondisi tersebut terus berlangsung, lanjutnya, maka kegiatan usaha batik di Kota Pekalongan dipastikan berhenti sementara, bahkan tutup. Rusdiyanto, pemilik industri kecil batik, mengatakan, akibat terjadi kelangkaan minyak tanah di Kota Pekalongan, dirinya terpaksa mencari bahan bakar ke sejumlah tempat meskipun harganya cukup mahal yaitu mencapai Rp3.200 per liter atau naik dari sebelumnyai hanya Rp2.600 per liter. "Tetapi karena banyak dibutuhkan warga, maka kami terpaksa membeli bahan bakar tersebut. Itu pun harus didapat dari daerah lain," katanya. Wali Kota Pekalongan, Basyir Achmad melalui Kabag Humas dan Protokoler, Maryati mengatakan pemkot telah melaporkan ke Gubernur Jawa Tengah dan mengusulkan agar pasokan minyak tanah tidak dikurangi 20 persen. "Wali kota telah mengusulkan kondisi kelangkan minyak tanah ini dan meminta pasokan bisa ditambah sehingga kebutuhan bahan bakar minyak bisa mencukupi," katanya. Sebelumnya, Kota Pekalongan telah mendapatkan pasokan minyak tanah sebesar 1.955 kiloliter/bulan tetapi kini berkurang menjadi 1.500 kiloliter/bulan. "Namun mengingat jumlah unit usaha kecil yang ada di Kota Pekalongan ada sekitar 1.542 unit maka kami telah minta kebijakan gubernur untuk menambah pasokan minyak," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008