Tak hanya merendam jalan, air juga masuk ke rumah-rumah warga, seperti terjadi di Jalan Brigjen Hasan Basri Desa Semayap RT 4 Kecamatan Pulau Laut Utara.Kotabaru (ANTARA) - Banjir menggenangi sejumlah wilayah di ibukota Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, akibat dari hujan yang terus mengguyur wilayah tersebut, Sabtu (8/6).
Tak hanya merendam jalan, air juga masuk ke rumah-rumah warga, seperti terjadi di Jalan Brigjen Hasan Basri Desa Semayap RT 4 Kecamatan Pulau Laut Utara.
"Hujannya dari subuh, air mulai naik sekitar jam sepuluh," ujar Mujiono Slamet, salah seorang warga.
Ia mengatakan selama ini daerah tempat tinggalnya memang langganan banjir, namun kali ini lebih parah. Biasanya banjir di dalam rumah hanya semata kaki, tapi kini ketinggian air mencapai sekitar 20 centimeter.
"Kalau hujan terus-terusan ya pasti begini, sudah langganan. Tapi ini termasuk banjir yang paling besar," katanya menambahkan..
Selain curah hujan tinggi, Mujiono menuding maraknya bangunan di bantaran sungai sebagai faktor penyebab banjir. Kondisi ini membuat sungai menyempit sehingga daya tampungnya berkurang, serta menghambat aliran air menuju laut.
"Kalau dulu waktu belum ada rumah-rumah ya lancar, berapa puluh tahun saya tinggal di sini tidak pernah banjir," katanya.
Selain Jalan Brigjen Hasan Basri, banjir dadakan juga terjadi di beberapa wilayah lain, seperti Jalan Veteran, Jalan Agus Salim, Jalan Raya Stagen, dan Jalan Raya Berangas.
Semuanya merupakan daerah langganan banjir akibat sungai yang sudah banyak hilang tertutup bangunan serta kurang maksimalnya fungsi drainase.
Di tengah banjir ini, anggota kepolisian dan barisan relawan pemadam kebakaran (balakar) turun ke jalan untuk mengatur lalu lintas serta membantu pengendara yang lewat.
Selain cukup dalam, arus air juga cukup kuat sehingga berpotensi membahayakan. Bahkan, ada beberapa titik jalan yang sempat terputus selama beberapa jam karena tak dapat dilewati kendaraan.
Dari pantauan di beberapa lokasi, banjir mulai berangsur surut menjelang siang seiring menurunnya intensitas hujan.
Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019