"Ubur-ubur ini mulai muncul pada hari keempat Lebaran atau Sabtu, (8/6), diduga hewan tidak bertulang belakang ini ke pantai karena kondisi air laut yang dingin. Keberadaannya pun harus diwaspadai oleh wisatawan karena khawatir tersengat tentakelnya," kata Kepala Operasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Balawista Kabupaten Sukabumi Asep Edom Saepuloh di Sukabumi, Sabtu.
Menurutnya, kemungkinan ubur-ubur tersebut terbawa ke pantai saat air laut tengah pasang dan ketika surut terdampar di pasir pantai. Pihaknya juga menemukan beberapa ubur-ubur di pasir di Pantai Karangpapak, Kecamatan Cisolok.
Jika melihat arah angin, kemungkinan penyebaran hewan yang sengatannya bisa menyebabkan kematian tersebut hingga ke Pantai Karanghawu, Kecamatan Cisolok. Maka dari itu, wisatawan harus berhati-hati dan pihaknya meningkatkan pengamanan khawatir ada pengunjung yang tersengat mengingat kunjungan wisatawan saat ini membludak.
Selain itu, jika ada warga yang menemukan ubur-ubur itu jangan langsung dipegang oleh tangan tanpa adanya alat pelindung seperti sarung tangan. Kemudian jika tersengat lukanya jangan diusap karena bisa mempercepat penyebaran racun.
Ia menambahkan racun-racun ubur-ubur yang ditemukan di pantai itu cukup aktif di dalam tubuh karena langsung menyebar di dalam darah. Apalagi jika ada orang yang kondisinya kurang sehat, racunnya bisa cepat menyebar ke jantung.
"Jika wisatawan atau warga yang tersengat untuk segera melapor kepada kami atau petugas medis terdekat agar bisa diberikan pertolongan pertama seperti membasuh luka sengatan itu dengan cuka agar racunnya tidak cepat menyebar dalam tubuh," tambahnya.
Asep mengatakan meskipun belum ada laporan adanya wisatawan atau warga yang tersengat ubur-ubur tetapi pihaknya memberikan imbauan agar berhati-hati dan tidak memainkannya serta menjauhi lokasi yang ada ubur-uburnya.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019