Kemungkinan besok lebih banyak yang baru turun melaut, biasanya banyak cari ikan pada hari Minggu karena ada banyak acara keluarga,
Makassar (ANTARA) - Nelayan yang berdomisili di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel) kini mulai melakukan aktivitas melaut, setelah absen mencari nafkah sejak H-1 Lebaran.
"Tadi (Sabtu) kami sudah mulai keluar memancing pukul 02.00 dini hari dan kembali jam 10.00 pagi," kata seorang nelayan, Daeng Sija yang ditemui di Rumah Makan nelayan Galesong, Kabupaten Takalar, Sabtu.
Ia mengaku, meski dirinya telah melaut, namun masih lebih banyak yang tinggal dan belum beroperasi kembali karena cuaca yang cukup mendung sejak kemarin, Jumat (7/06).
Selain itu, umpan untuk menangkap ikan dengan pancing masih terbilang sedikit sehingga masih lebih banyak nelayan yang memilih mulai melaut pada akhir pekan besok, Minggu 9 Juni 2019.
"Kemungkinan besok lebih banyak yang baru turun melaut, biasanya banyak cari ikan pada hari Minggu karena ada banyak acara keluarga," katanya.
Dari seratusan perahu, tahbahnya hanya sekitar 30-an saja yang turun melaut, itupun hasil tangkapannya terbilang masih terbatas karena tidak adanya umpan. Akibatnya, harga ikan terbilang meninggi dibanding hari-hari biasanya.
Seperti jenis ikan katombo yang seringkali dijajakan Rp35 ribu hingga 50 ribu per tusuk (10 ekor), kini dihargai Rp70 ribu hingga 85 ribu. Sementara ikan sunu hanya dibanderol Rp40 ribu hingga 60 ribu per tusuk, kini dijual seharga Rp70 ribu hingga 100 ribu.
Pada kesempatan yang sama, Daeng Tene, pemilik warung makan di wilayah tersebut membenarkan hal itu. Ia mengaku kewalahan menghadapi pelanggan warung makannya lantaran stok ikan yang tersedia sangat minim.
Bahkan, ia juga harus berlomba dengan pembeli lain untuk bisa menyediakan ikan di warung makannya. Padahal dia bermukim di pesisir pantai bersama para nelayan di sekitar rumah dan warungnya.
"Sangat kurang ikan, masih sedikit yang turun memancing. Jadi kalau begini, saya minta pelanggan beli ikan dari luar saja, sekalipun itu bukan ikan laut, tetapi ikan bandeng. Karena memang ikannya tidak ada," ungkapnya.
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019