Surabaya (ANTARA News) - Deklarasi Dewan Pengurus Daerah (DPD) II Partai Persatuan Pembebasan Nasional (Papernas) Surabaya, Sabtu, berlangsung aman, meski deklarasi serupa di berbagai daerah justru dihadang unjukrasa massa. "Kalau ada yang menuntut Papernas dibubarkan, maka hal itu karena ada organisasi besar di belakangnya," kata Ketua DPD II Papernas, Surabaya Budi Santoso di sela-sela deklarasi di Taman Apsari, Surabaya. Menurut dia, mereka yang menginginkan pembubaran Papernas adalah kelompok yang tidak paham program Papernas yang sesungguhnya merupakan program kerakyatan. "Kalau mereka tahu program kita, rasanya mereka akan berpikir ulang. Misalnya, Papernas Surabaya mencanangkan program pendidikan gratis, kesehatan gratis, dan cara menangani banjir," katanya. Ditanya target politis dari Papernas, ia mengatakan ada dua kubu di Papernas antara kubu yang sepakat Papernas berkoalisi dengan parpol seperti PDIP dan kubu yang tak setuju Papernas berkoalisi dengan parpol lain. "Mayoritas sepakat dengan koalisi Papernas dengan parpol lain, karena mereka tahu bahwa perubahan tidak bisa dilakukan sendirian, apalagi kita berpikir untuk rakyat, bukan untuk diri kita sendiri," katanya. Oleh karena itu, katanya, Papernas Surabaya menuntut pemerintah untuk segera menasionalisasi perusahaan pertambangan yang dikelola asing, menuntut pemerintah membangun industri nasional yang mendorong produktivitas dan lapangan pekerjaan, dan stop utang baru. Acara deklarasi itu dihadiri ratusan masyarakat antara lain PKL buku lama Jl Semarang, pemulung Simokerto, pengamen, pemulung Keputih, warga Keputih yang kesulitan mengurus KTP, dan kaum miskin kota lainnya. Dalam acara itu, sambutan dari DPP Papernas tidak ada, kecuali dari ketua DPD Papernas Surabaya, calon independen Pilgub Jatim Dr Dra Ec Hj Samiatun MM, dan perwakilan kaum miskin kota yang hadir. Namun, deklarasi dimarakkan dengan sejumlah poster bertuliskan Cukup Sudah Jadi Bangsa Kuli - Bangkit Jadi Bangsa Mandiri, dan Kibarkan Tripanji - Hapus Utang Luar Negeri - Nasionalisasi Industri Pertambangan - Bangun Industri (Pabrik) Nasional.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008