New Delhi (ANTARA News) - Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, segera berkunjung ke India, namun para pejabat dan petugas protokol negara itu masih kebingungan untuk memperlakukan pacarnya, Carla Bruni, jika mantan supermodel tersebut ikut serta. Di tengah ketidakpastian apakah Bruni ikut dalam rombongan, sumber pejabat tinggi di kementerian luar negeri India mengakui bahwa beberapa petinggi berharap sang kekasih Presiden Prancis tersebut tidak datang. "Biarlah kami menangani ini tahap demi tahap," kata sumber itu kepada AFP. "Sampai sekarang kami belum mendapatkan daftar delegasi dari pemerintah Prancis. Jadi, hingga kini kami tidak tahu dia ikut atau tidak. Kalau dia ikut, kami akan beranjak ke tahap berikutnya, yaitu menyangkut status dia. Masalah yang muncul, misalnya di mana kursi untuk dia," ujarnya. Seorang pejabat protokoler mengatakan, Pemerintah India akan memperlakukan Bruni sebagaimana yang dituliskan pihak Prancis untuk statusnya jika masuk di dalam daftar anggota delegasi. Semua pemerintah memberlakukan peraturan protokol yang ketat untuk memastikan interaksi berlangsung lancar saat pertemuan-pertemuan penting maupun dalam berbagai acara. Prosedur standar tidak memuat ketentuan mengenai kursi Bruni untuk menyaksikan parade Hari Republik India pada 26 Januari 2008, sedangkan saat itu Presiden Sarkozy yang notabene adalah pacarnya menjadi ketua rombongan tamu. "Tidak akan ada masalah protokol dari pihak kita kalau dia ikut. Terserah Prancis untuk menempatkan dia sebagai Ibu Negara atau bukan," kata seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri India kepada koran "The Times of India", pekan lalu. Seorang pejabat lain yang juga dikutip mengatakan bahwa Bruni "mungkin akan berkunjung ke Agra, di negara bagian Rajasthan, untuk "menghindari masalah protokol." Sarkozy dijadwalkan tiba di India pada 24 Januari 2008 untuk kunjungan yang sebagian besar akan diisi diskusi dengan topik energi nuklir dan kontrak-kontrak pertahanan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008