Jakarta (ANTARA) - Warga negara Indonesia (WNI) di Afrika Selatan yang merayakan Idul Fitri bersama di Wisma Duta RI di Pretoria diajak untuk memperkuat tali silaturahmi dan pemahaman Alquran, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis KBRI Pretoria yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pada Idul Fitri kali ini, KBRI Pretoria mengundang Dr Imam Kamaludin Suratman, Dekan Fakultas Syariah Universitas Darussalam, Gontor, Jawa Timur sebagai imam dan khatib Shalat Ied yang mengangkat tema "Kembali ke Alquran".
Dr Imam Kamaluddin menekankan bahwa umat Islam Indonesia sebagai bagian dari umat Islam dunia berkewajiban membangun, memperkuat dan menebarkan nilai-nilai qurani, yaitu perdamaian, ketinggian budi, dan kemanfaatan bagi kesejahteraan umat manusia (rahmatan lil alamin).
Dingin udara pada Rabu (5/6) pagi itu mencapai delapan derajat Celsius tidak menyurutkan semangat keluarga besar warga negara Indonesia yang bermukim di sekitar Kota Pretoria, Afrika Selatan mendatangi halaman Wisma Duta untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri dan merayakan hari kemenangan setelah menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan 1440 Hijriah.
Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan Salman Al Farisi dalam sambutan Idul Fitri menyampaikan bahwa hari raya Idul Fitri adalah hari saat manusia kembali pada fitrahnya yang suci dan bersih.
Selanjutnya, Dubes Salman mengharapkan agar hasil perenungan terhadap nilai-nilai Idul Fitri membawa semua umat muslim Indonesia pada keutamaan, perdamaian, dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia yang pada tahap ini telah memasuki babak baru pembangunan nasional dan perlu didukung bersama oleh seluruh elemen bangsa yang bersatu dan damai.
Usai pelaksanaan Shalat Ied dan khutbah Idul Fitri masyarakat yang terdiri dari kalangan pelajar, pekerja profesional, dan keluarga besar KBRI Pretoria berbaur dalam ramah tamah dan menyantap berbagai masakan khas Lebaran di Tanah Air, dari kudapan ringan hingga lontong opor dengan sambal goreng krecek yang dirindukan oleh masyarakat Indonesia di Afrika Selatan.
Perayaan Idul Fitri di Wisma Duta RI di Pretoria itu, juga dihadiri oleh beberapa personel TNI anggota Satgas Pemelihara Perdamaian PBB di Kongo yang sedang cuti. Tidak ketinggalan juga beberapa warga asing yang ingin merasakan semarak perayaan Idul Fitri khas Indonesia.
Kehangatan silaturahmi hari raya Idul Fitri semakin bertambah dengan acara hiburan yang menampilkan kebolehan para warga yang menyajikan lagu-lagu reliji dan campursari.
Idul Fitri di KBRI Pretoria dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2019 sebagaimana arahan Lembaga Jamiatul Ulama Afrika Selatan. Di Afsel penduduk beragama Islam berjumlah kurang dari dua persen dari total populasinya yang berjumlah 57 juta jiwa.
Kegiatan Ramadhan oleh masyarakat muslim Afrika Selatan cukup marak di berbagai pelosok negeri. Perkembangan Islam di Afrika Selatan tidak dapat dilepaskan dari peran para ulama Indonesia, seperti Shekh Yusuf Al Makasari dan Tuan Guru dari Tidore yang berada di Afrika Selatan lebih 300 tahun yang lalu karena diasingkan oleh Belanda.
Selama bulan Ramadhan 1440 H, KBRI Pretoria bersama WNI telah melaksanakan berbagai kegiatan, di antaranya buka puasa bersama yang dilanjutkan dengan Shalat Tarawih berjamaah setiap akhir pekan, pengumpulan dan penyaluran zakat fitrah dan infak, safari dakwah Ramadhan, dan khataman Quran oleh majelis taklim ibu-ibu anggota Dharma Wanita, dengan para pelajar Darul Ulum asal Indonesia juga banyak yang dilibatkan sebagai imam di berbagai masjid yang tersebar di Afrika Selatan.
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019