Medan (ANTARA) - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Sumatera Utara mencatat hunian hotel bintang lima di Medan selama liburan Lebaran 2019 berkisar 40 hingga 50 persen yang sebagian besar diisi tamu lokal.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut Denny S Wardhana di Medan, Jumat mengatakan hunian hotel 40 -50 persen di tahun 2019 ini lebih rendah dari Lebaran 2018.
"Turunnya hunian hotel di Lebaran 2019 dampak mahalnya harga tiket penerbangan," katanya.
Indikasi dampak tiket pesawat yang mahal semakin terlihat dari lebih dominannya tamu lokal yang menginap di hotel pada Lebaran 2019.
Padahal pada masa libur Lebaran 2018, tamu hotel diisi sebagian besar warga pendatang.
Denny mengaku, penurunan hunian hotel di Lebaran 2019 sudah diprediksi sejak awal.
Keyakinan tamu hotel akan turun itu, kata dia, semakin kuat setelah menjelang akhir Ramadhan, pesanan kamar masih di kisaran 20 hingga 30 persen.
"Meski lebih rendah dari 2018, tetapi disyukuri karena masih ada di kisaran 40 hingga 50 persen," katanya.
Dia menyebutkan, akibat harga tiket penerbangan mahal, sebagian besar warga asal Sumut yang berada di luar provinsi itu menunda untuk mudik pada saat libur Lebaran.
Padahal, kata dia, pemudik itu yang biasanya mengisi hunian hotel di saat libur Lebaran.
"Berbeda dengan hunian hotel di kota, di daerah wisata pesanan kamar hotel justru lebih tinggi," ujar Managing Director Garuda Plaza Hotel itu
Hunian hotel yang tinggi di daerah tujuan wisata, menurut dia, didorong permintaan yang banyak dari masyarakat lokal atau dalam provinsi.
Harga tiket pesawat yang mahal, ujar Denny, memang sangat memukul bisnis pariwisata,.
Padahal, ujar dia, sepanjang Tahun 2018, tingkat isian kamar hotel di Sumut masih bisa rata-rata 70 hingga 75 persen atau hampir sama dengan kondisi pada Tahun 2017.
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019