Batam (ANTARA News) - Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank Mandiri Tbk belakangan ini terus membaik hingga berada di bawah dua persen pada akhir 2007, kata Direktur Utama Bank Mandiri Agus Martowardojo, di Batam, Jumat. Menurutnya, NPL Bank Mandiri turun drastis dari 24,6 persen (gross) dan 13,6 persen (netto) per September 2006 menjadi masing-masing 12,4 persen dan 3,4 persen per September 2007, dan pada akhir 2007 NPL net Bank Mandiri berada di bawah dua persen. Seiring dengan membaiknya NPL, bank terbesar di Indonesia ini dalam sembilan bulan pertama 2007 (Januari-September) berhasil membukukan kenaikan laba bersih 168 persen menjadi Rp3,179 triliun dibandingkan periode sama 2006. Agus Martowardojo tidak mengungkapkan pencapaian laba bersih bank hingga akhir 2007. Peningkatan laba tersebut, katanya, didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 29,5 persen, dari Rp7,5 triliun pada 2006 menjadi Rp9,7 triliun dan pendapatan non-bunga (fee based income) yang naik 26,2 persen menjadi Rp2,58 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,04 triliun. Pendapatan provisi, komisi, dan transaksi valuta asing menjadi komponen terbesar dari total "fee based income", yaitu sebesar Rp1,98 triliun, sedangkan keuntungan dari kenaikan nilai dan penjualan surat berharga hanya Rp202 miliar. Ia menambahkan, kenaikan pendapatan bunga didorong pertumbuhan kredit dan penurunan beban biaya dana (cost of fund). Per September 2007, kredit yang disalurkan Bank Mandiri tumbuh 11,9 persen dari Rp108,8 triliun akhir kuartal ketiga 2006 menjadi Rp121,7 triliun. Pada periode yang sama, perseroan berhasil menekan beban bunga menjadi Rp8,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp12,82 triliun. Menurut Agus, upaya memangkas beban bunga didorong naiknya porsi dana murah, yakni tabungan dan giro dari Rp91,8 triliun sampai akhir September 2006 menjadi Rp122,3 triliun, atau sekitar 58,2 persen dari total dana pihak ketiga yang dihimpun sebesar Rp210,09 triliun. Posisi loan to deposit (LDR) perseroan naik menjadi 57,9 persen dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Mandiri menjadi 23 persen. Jauh di atas ketentuan Bank Indonesia sebesar delapan persen. Pertumbuhan usaha tersebut, kata Agus, diimbangi dengan upaya pengendalian biaya secara ketat yang menyebabkan rasio efisiensi biaya turun ke 43 persen dibandingkan dengan 46,8 persen untuk periode yang sama di tahun sebelumnya. Ia memperkirakan total aset Bank Mandiri pada akhir 2007 akan meningkat menjadi sekitar Rp300 triliun dari sekitar Rp256 triliun pada akhir September 2007.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008