Pontianak (ANTARA News) - Kabut asap mulai menyelimuti Kota Pontianak dan sekitarnya, Jumat, terutama di kawasan pinggiran kota pada pagi hari sehingga mengganggu jarak pandang dan membuat nafas sesak setelah dalam dua pekan terakhir tidak terjadi hujan.
Di Jalan Ampera, Pontianak Kota, jarak pandang pada pagi hari berkisar antara 100 hingga 200 meter. Kondisi serupa terlihat di Jalan Prof M Yamin, Pontianak Kota, hingga Jalan Perdamaian, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Kabut asap cukup tebal itu berlangsung pada jam-jam sibuk ketika siswa hendak ke sekolah dan pegawai masuk kerja.
Sebagian di antaranya menggunakan kain sebagai pengganti masker untuk menutup hidung dan mulut supaya tidak terkena infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) yang kerap terjadi saat musim kabut asap di Kalbar.
Namun banyak juga yang tidak menggunakan karena menganggap sudah terbiasa dengan kondisi tersebut. "Kabut asap sudah biasa. Tidak perlu lah masker," kata Yudi, 34, warga Jalan Ilham, Pontianak Kota.
Sementara itu berdasarkan data Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kalbar, satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) kembali mendeteksi adanya kebakaran lahan dalam jumlah besar.
Pada Rabu (16/1), terdeteksi 28 titik panas dengan dominasi wilayah Kabupaten Kubu Raya 12 titik. Kamis (17/1) menurun menjadi 26 titik panas, empat diantaranya di Kabupaten Kubu Raya dan tujuh di Kabupaten Ketapang. Sedangkan pada Senin (14/1) terdapat 32 titik panas dan Selasa (15/1) menurun menjadi 20 titik panas.
Kabupaten Kubu Raya dominasi masyarakatnya hidup dari sektor pertanian seperti di Kecamatan Rasau Jaya, Kecamatan Terentang dan Kecamatan Kubu. Sedangkan Ketapang terdapat belasan perusahaan perkebunan dalam skala besar selain lahan pertanian penduduk.
Data Bapedalda Kalbar, sepanjang 2007 terdeteksi 7.499 titik panas di Kalbar. Jumlah titik panas terbanyak terjadi pada Agustus dan September.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008