Defisit diperkirakan akan mencapai sekitar satu triliun dolar AS untuk tahun fiskal 2020

Washington (ANTARA) - Utang publik (pemerintah) Amerika Serikat berada pada jalur yang tidak berkelanjutan
dan penyesuaian kebijakan diperlukan untuk menurunkan defisit fiskal serta menempatkan utang publik pada jalur menurun bertahap dalam jangka menengah, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan Kamis (6/6/2019).

Ekspansi fiskal pemerintah AS telah mendukung kegiatan ekonomi, tetapi ini harus dibayar dengan terus meningkatnya rasio utang terhadap PDB, IMF mengatakan dalam pernyataan penutup yang menggambarkan temuan awal dari konsultasi Pasal IV tahunannya untuk meninjau kembali ekonomi AS, meletakkan beberapa opsi kebijakan.

Berdasarkan proposal anggaran untuk tahun fiskal 2020 yang dikirim Presiden Donald Trump ke Kongres pada Maret, defisit diperkirakan akan mencapai sekitar satu triliun dolar AS untuk tahun fiskal 2020, Kantor Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan pada Mei.

Utang federal yang dipegang oleh publik akan sama dengan 87 persen dari PDB pada 2029 di bawah anggaran presiden, dibandingkan dengan 78 persen pada 2019, kata CBO.

"Setiap paket yang berhasil kemungkinan akan memerlukan langkah-langkah untuk mengatasi peningkatan yang diperkirakan dalam pengeluaran untuk jaminan kesehatan dan sosial, guna menaikkan pajak tidak langsung, dan untuk melembagakan pajak karbon federal," Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan pada konferensi pers Kamis (6/6/2019).

Dalam pernyataan itu, IMF memproyeksikan ekonomi AS akan tumbuh pada tingkat 2,6 persen tahun ini, sebelum moderat menjadi 1,9 persen pada 2020. Perkiraan tersebut hanya mempertimbangkan tarif yang telah diberlakukan, dan tidak memperhitungkan tarif AS yang diusulkan pemerintah terhadap para mitra dagangnya.

Memperhatikan bahwa ada banyak hal positif dalam hasil ekonomi makro, Lagarde mengatakan IMF "khawatir bahwa manfaat dari ekspansi selama satu dekade ini, secara umum, tidak terbagikan seluas seperti yang seharusnya."

"Harapan hidup rata-rata telah cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir, polarisasi pendapatan dan kekayaan telah meningkat, mobilitas sosial terus-menerus terkikis, hasil pendidikan dan kesehatan tidak optimal, dan sementara tingkat kemiskinan turun, itu tetap lebih tinggi daripada di negara maju lainnya," kata ketua IMF, dilansir Xinhua.

"Kami percaya bahwa lebih banyak perhatian diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan inklusif ke hasil sosial yang lebih sejalan dengan perkembangan ekonomi makro yang baik," kata Lagarde, menyoroti kebijakan seperti melembagakan cuti keluarga berbayar, memperluas Kredit Pajak Penghasilan, dan membantu keluarga yang bekerja dengan anak dan perawatan kertergantungan.

Meskipun prospek positif jangka pendek untuk ekonomi AS, IMF mengatakan pendalaman sengketa perdagangan yang sedang berlangsung atau pembalikan mendadak dari kondisi pasar keuangan ebullient baru-baru ini merupakan "risiko material" terhadap ekonomi AS, bersamaan dengan spillover negatif yang keluar.

"Risiko-risiko ini saling terkait dengan ketidakpastian kebijakan perdagangan, faktor penting untuk kondisi keuangan domestik dan global serta untuk keputusan investasi bisnis," kata IMF.

Baca juga: Kemenkeu AS ambil langkah luar biasa hindari pelanggaran pagu utang
Baca juga: IMF: Perang dagang AS-China tidak timbulkan resesi global

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019