Jakarta (ANTARA News) - Sutradara Upi Avianto mengaku sedang merasakan kesedihan berlipat-lipat, karena dua film garapannya terkena gunting sensor sepanjang beberapa menit. "Aku sedih, sedih banget karena pemotongan yang dilakukan Lembaga Sensor Film terhadap filmku benar-benar mengurangi keutuhan jalan cerita dan aku merasa ada yang hilang," ujar Upi di Jakarta, Jumat. Dua film Upi yang terkena sensor itu adalah "Perempuan Punya Cerita" pada segmen cerita Yogyakarta dan sebuah film drama remaja "Radit dan Jani". "Pemotongan itu cukup banyak, hampir lima menit di film "Perempuan Punya Cerita" dan tiga bagian adegan dipotong dalam film "Radit dan Jani," kata perempuan yang beberapa kali menggarap film tentang kehidupan anak muda metropolitan itu. "Perempuan Punya Cerita" adalah film antologi berisi empat cerita tentang perempuan di wilayah yang berbeda. Upi menggarap cerita dari Yogyakarta tentang pergaulan anak muda di kota itu yang melakukan seks bebas sejak usia belasan tahun. Dalam film itu adegan bercinta yang dilakukan pelajar SMA, Safina (Kirana Larasati) dan seorang wartawan dari Jakarta bernama Jay (Fauzi Baadila) dipotong hampir 90 persen. Sementara dalam film "Radit dan Jani" Upi mengungkapkan pemotongan dilakukan pada tiga adegan yakni pada adegan seks, adegan dialog berisi caci maki antarpemain, dan adegan salah seorang pemain mengonsumsi obat terlarang. Film "Radit dan Jani" bercerita tentang sepasang anak muda yang nekat menikah muda karena perasaan saling mencintai yang sangat kuat, meski ditentang orang tua. Konflik mulai tercipta ketika Radit dan Jani menjalani kehidupan yang keras, sehubungan mereka tidak punya pekerjaan, apalagi Radit mengonsumsi narkoba. "Kalau filmku habis dipotong begitu akhirnya membuat pemainku juga sedih dan kecewa, kerja keras mereka untuk bermain total di film akhirnya tidak berguna karena tidak bisa disaksikan penonton," kata sutradara film "Coklat Stroberi" dan film "30 Hari Mencari Cinta" itu. Bagi Upi, potongan-potongan bagian dari filmnya yang hilang itu sesungguhnya sangat penting untuk menggambarkan keseluruhan inti cerita. Setiap bagian adegan dibuat saling berkaitan, sehingga apabila ada bagian yang dipotong berarti makna cerita itu tidak utuh lagi. "Aku hanya ingin menunjukkan fakta-fakta yang ada tentang seks bebas di kalangan anak muda, aku ingin menunjukkan bagaimana mengonsumsi narkoba dan dampaknya. Aku ingin sampaikan itu pada penonton, tapi kalau dipotong habis akhirnya pesanku pada mereka tidak tersampaikan," demikian Upi seraya tersenyum kecut. (*)
Copyright © ANTARA 2008