Hari kedua dan ketiga biasanya yang paling ramai, pada saat idul Fitri kemarin ada 900 pengunjung, hari kedua ini tercatat 1.400 pengunjung, kami sudah mengantisipasinya dengan sistem buka tutup, tiap 30 menit ada yang masuk dan keluar, kata YudhaPalembang (ANTARA) - Lapas Kelas IIA Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan, memberlakukan sistem buka tutup pengunjung selama empat hari libur Idul Fitri 1440 H dan memperketat pengamanan karena jumlah kunjungan membludak.
Pantauan Antara, Kamis, lebih dari 1.000 orang mengantre sejak pagi hingga siang demi menemui anggota keluarga yang sedang menjalani hukuman di Lapas Lubuklinggau, semuanya nampak bersabar meski suasana penuh sesak.
"Hari kedua dan ketiga biasanya yang paling ramai, pada saat idul Fitri kemarin ada 900 pengunjung, hari kedua ini tercatat 1.400 pengunjung, kami sudah mengantisipasinya dengan sistem buka tutup, tiap 30 menit ada yang masuk dan keluar," kata Kepala Keamanan Lapas Lubuklinggau Indra Yudha kepada Antara.
Menurutnya, lonjakan pengunjung dipicu banyaknya keluarga yang dibawa, satu orang tahanan bahkan bisa dikunjungi 15 orang, namun petugas tidak membatasi jumlah pengunjung karena momen Lebaran, selama sesi waktu masih tersedia warga boleh berkunjung.
Kunjungan edisi Lebaran berlaku selama empat hari sejak hari pertama Idul Fitri sampai Sabtu (8/6), waktu kunjungan dibagi petugas menjadi dua sesi, yakni pukul 09.00-11.00 WIB dan 14.00-16.00 WIB, pengunjung hanya boleh menemui anggota keluarga yang ditahan selama 30 menit.
Untuk menampung semua pengunjung, lapas menyediakan tenda besar khusus tempat pengunjung menemui tahanan, petugas melarang keras pengunjung membawa termos, telepon genggam, senjata tajam dan narkoba masuk ke dalam.
"Pengunjung kami tandai dengan ID card khusus, stempel di tangan kanan dan kiri serta gelang plastik, ini penting agar ramainya pengunjung tidak dimanfaatkan untuk menyelipkan tahanan keluar lapas, kami juga melarang membawa termos karena kerap dijadikan modus menyembunyikan telepon genggam," jelas Yudha.
Tercatat ada 917 penghuni lapas yang terdiri dari 275 tahanan dan 642 narapidana, mayoritas tahanan dan napi merupakan warga Kabupaten Musi Rawas Utara, Musi Rawas dan Kota Lubuklinggau.
"Tahanan dan napi dari luar juga ada dari Kota Curup Bengkulu, Kabupaten Lahat, Kota Sekayu, dan Kota Palembang yang paling banyak itu dari Curup," demikian Yudha.
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019