Surabaya (ANTARA News) - Hingga saat ini hanya 15 persen dari 190-200 ribu penderita kanker baru di Indonesia setiap tahunnya yang dapat tertangani akibat minimnya sentra pelayanan kanker. "Di Indonesia, setiap tahunnya terdapat 190-200 ribu penderita kanker baru, tapi tempat pelayanan radioterapi hanya 22 sentra," kata guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof H Sugiarto Suwitodihardjo dr Sp Rad di Surabaya, Kamis. Guru besar yang dilantik pada 19 Januari 2007 itu mengatakan minimnya fasilitas radioterapi (terapi radiasi dengan sinar pengion) membuat 40-50 ribu penderita kanker baru setiap tahunnya di Jatim tak tertangani maksimal. "Dari jumlah itu, hanya 10 ribu-an penderita yang tertangani. Kalau jumlah secara nasional tercatat 190-200 ribu penderita kanker baru setiap tahunnya," katanya. Namun, katanya, sentra pelayanan radioterapi yang tersedia se-Indonesia hanya 22 sentra dengan kapasitas pelayanan hanya 300-500 penderita per tahun. "Artinya, setahun hanya 15 persen penderita kanker baru yang dapat tertangani secara maksimal. Itu pun dengan tempat pendidikan hanya ada satu yakni di RS Dr Cipto Jakarta," katanya. Badan Kesehatan Dunia melaporkan saat ini diperkirakan terdapat 11-12 juta penderita kanker di seluruh dunia yang 6-7 juta diantaranya berada di negara berkembang. "Karena itu, pemerintah diharapkan dapat meningkatkan jumlah sentra pelayanan radioterapi beserta sumber daya manusianya," katanya. Profesor Sugiarto dikukuhkan bersama dua guru besar lainnya yakni Prof Dr Prihatini dr SpPK-K (ahli patologi klinik) dan Prof Dr drg Mieke Sylvia Margaretha Amiatun Ruth MS Sp Ort (ahli perawatan Ortodonsia). Dengan tambahan tiga guru besar itu, jumlah guru besar Unair menjadi 329 guru besar yang 31 guru besar diantaranya telah purna bakti.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008