Kampala, Uganda (ANTARA News) - Sekira 2.000 warga Kenya mengungsi ke Uganda guna menghindari aksi kekerasan fisik pasca-pemilu yang berlangsung belum lama ini, kata seorang menteri senior kabinet Uganda, Kamis.
Kedatangan para pengungsi baru itu menambah jumlah warga negara Kenya menjadi 6.000 orang yang datang ke Uganda setelah kerusuhan yang berubah menjadi perang antar suku seusai pemilu yang dipertikaikan bulan lalu di mana Presiden Mwai Kibaki terpilih kembali.
Aksi kekerasan timbul kembali pekan ini ketika pemimpin oposisi dan peringkat kedua dalam pemilu yang kontroversial itu, Raila Odinga menyerukan unjukrasa dilanjutkan segera setelah parlemen yang dikuasai oposisi dilantik.
Lebih dari 600 orang tewas dalam bentrokan-bentrokan pasca pemilu yang juga menyebabkan puluhan ribu orang terlantar di negara Afrika Timur itu.
"Saya mendapat laporan bahwa sekitar 2.000 orang Kenya telah memasuki Uganda untuk menghindari ketegangan di sana. Kami masih belum mendapat angka pasti tentang jumlah mereka yang datang itu," kata Deputi Menteri Urusan Bencana dan Pengungsi, Musa Ecweru, kepada kantor berita Jerman (DPA).
Menurut pernyataan pers yang dikeluarkan badan Koordinasi Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (OCHA) pada Kamis, situasi di Kenya tetap tegang, terutama sehubungan dengan terpilihnya seorang anggota Gerakan Demokratik Oranye, yang mendukung kandidat Presiden Raaila Odinga sebagai ketua parlemen, Rabu.
Pemerintah Uganda berencana akan merelokasi para pengungsi Kenya ke satu daerah sekitar 40km dari perbatasan kedua negara sesuai dengan peraturan PBB, kata Ecweru.
Para pengungsi itu dipindahkan ke daerah-daereah dekat negara mereka, seperti ditetapkan konvensi-konvensi PBB. Tetapi, jika situasi =di Kenya berlarut-larut selama beberapa tahun, maka para pengungsi akan dipindahkan ke kamp-kamp pengungsi lebih jauh di dalam wilayah Uganda, demikian kebijakan Pemerintah Uganda. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008