Surabaya (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa Desain Produk Industri (Despro) FTSP ITS Surabaya menggelar pameran karya tugas akhir (TA), Kamis, diantaranya ada konsep desain "Motor Mio 2010." Karya yang dipajang selama dua hari (17-18/1) di kampus setempat itu terbagi atas tiga kategori yaitu 14 karya desain produk, 19 karya desain interior, dan 24 karya desain grafis. Salah satunya adalah karya desain sepeda motor Mio-Evo yang digarap Kumara Yugatama Pangayuban. Mahasiswa angkatan 2003 itu pun langsung menerapkan desain barunya kepada sepeda motor miliknya. "Saya bikin model dalam skala kecil, tapi kok nggak puas, akhirnya saya memakai motor sungguhan. Motor Mio yang saya beri nama Evo itu berwrna putih dengan desain yang lebih futuristik dari motor Mio yang ada saat ini," katanya. Pria kelahiran Surabaya pada 26 Maret 1986 yang akrab disapa Kumi itu mengkonsep desain motor Mio untuk 2010 karena terinspirasi kelinci dengan image yang lucu, imut, dan gesit. "Garis-garis tegas serta tampilan yang lebih menyudut akan membawa beberapa kelebihan. Sebagai pengguna motor Mio, saya merasakan motor dengan desain baru itu jauh lebih ringan, tapi kecepatannya meningkat, karena saya juga memperhitungkan aspek aerodinamika," katanya. Desain moda transportasi juga dikerjakan Hapsoro Titi Suwarno yang memilih desain bajaj dengan sebutan "Bajaj Babe." "Desain baru itu akan mengangkat level moda transportasi yang lekat dengan masyarakat bawah itu. Biar orang-orang kalau naik bajaj tetap bisa gengsi," katanya. Namun, Happy tetap mempertahankan kesan retro dari Bajaj. "Saya melakukan survei selama satu semester dengan mencoba menjadi penumpang hingga menyopiri bajaj untuk mengetahui kebutuhan sopir dan penumpang bajaj," katanya. Menurut dia, bajaj babe tidak hanya untuk moda transportasi biasa, tapi bisa juga untuk angkutan wisata di tempat-tempat wisata, karena atapnya bisa dibuka. "Saya juga memberikan tambahan bagasi dan memindahkan mesin ke bagian belakang agar penumpang merasa lebih nyaman," katanya. Pria kelahiran Lumajang pada 12 Juni 1985 itu memperkirakan ongkos pembuatan bajaj sesuai desain buatannya mencapai Rp45 juta. "Tapi, saya sengaja memberikan wadah untuk iklan, sehingga bisa menekan ongkos produksi," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008