Surabaya (ANTARA News) - Mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia di Hongkong Ani Ema Susanti akhirnya menjadi sarjana psikologi setelah lulus S-1 di Universitas Tujuhbelas Agustus (Untag) Surabaya. "Sejak saya menjadi TKW di Hongkong pada 2001-2003, saya memang bertekad untuk kuliah. Bahkan sebagian biaya kuliah saya dari hasil kerja di Hongkong itu," katanya di Surabaya, Kamis. Alumnus SMA 2 Jombang yang diwisuda bersama 484 wisudawan Untag Surabaya pada 19 Januari itu mengaku, dirinya mendapatkan uang Rp60 juta selama dua tahun menjadi TKW di Hongkong. "Limapuluh persen saya berikan keluarga di Jombang, kemudian limapuluh persen sisanya saya gunakan untuk kuliah. Tapi hanya sampai semester empat sudah habis, karena saya pakai modal belajar bisnis," katanya menuturkan. Mantan pembantu rumah tangga di vila "Camellia Court" Hongkong itu mengatakan, kekurangan biaya kuliahnya didukung "kakak asuh" bernama Upik Wira Marlin J (pendiri komunitas `Seribu Satu Buku`) yang saat ini juga sedang studi di AS. "Tidak banyak mantan TKW yang kuliah, tapi banyak juga teman-teman yang sekolah satu tahun (diploma). Saya sendiri kuliah, karena terdorong dengan tradisi lulusan SMA 2 Jombang untuk melanjutkan ke universitas ternama," katanya menambahkan. Penulis buku "Once Upon a Time in Hongkong" dan penggagas film "Helper Hongkong Ngampus" itu mengaku, ingin melanjutkan ke S-2. Namun dirinya masih akan "ikut" Prof Imam Prasodjo PhD (sosiolog UI) untuk melakukan serangkaian penelitian. "Yang jelas, saya tidak ingin menjadi TKW lagi, karena posisi TKW di negara lain itu membuat saya tertekan, sebab TKW dari Indonesia sering dilecehkan. Mungkin karena pendidikan yang rendah," kata aktivis PKS ini. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008