Kolombo (ANTARA News) - Sedikitnya 24 orang tewas dan 66 orang lagi cedera ketika satu bus sipil dilanda ledakan, yang diduga dilakukan oleh Macan Tamil di daerah Monaragala di bagian tenggara Sri Lanka, kata militer. Jurubicara militer Brigadir Udaya Nanayakkara mengatakan satu bus sipil diserang oleh ranjau Claymore sekitar pukul 07:45 (09:15 WIB) di Okkampitiya, sekitar 240 kilometer di sebelah tenggara Kolombo. Ia menambahkan bahwa banyak korban jiwa adalah anak sekolah. Kelompok pemberontak Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) telah disalahkan atas ledakan itu oleh pemerintah. Kementerian Pertahanan menyatakan semua sekolah di Provinsi Uva, tempat Okkampitiya berada, telah ditutup selama tiga hari mulai Rabu. Tak lama setelah serangan bus tersebut, satu kendaraan Angkatan Darat terperangkap dalam serangan ranjau Claymore di kabupaten yang sama sekitar pukul 09:45 waktu setempat (11:15 WIB), dan empat prajurit cedera. Kedua ledakan tersebut terjadi saat keputusan pemerintah untuk menarik diri dari kesepakatan gencatan senjata dengan LTTE akan berlaku pada Rabu. LTTE, yang menyatakan terjadi diskriminasi di tangan kelompok mayoritas Sinhala, telah memerangi pemerintah sejak pertengahan 1980-an guna mendirikan negara merdeka bagi etnik minoritas Tamil di bagian utara dan timur negeri tersebut. Sebelumnya pemerintah Sri Lanka telah mengulangi komitmennya bagi penyelesaian politik di tengah meningkatnya keprihatinan dari Barat sehubungan dengan penarikannya belum lama ini dari gencatan senjata yang bermasalah. Beberapa pejabat pemerintah Ahad, dengan mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Rohitha Bogollagama, mengatakan meskipun pemerintah telah mengambil keputusan untuk mundur dari gencatan senjata, Kolombo belum melepaskan rencana untuk menerapkan satu paket politik sebagai suatu penyelesaian. Ketua bersama donor Sri Lanka, Amerika Serikat, Jepang, Norwegia dan Uni Eropa, Sabtu lalu, mengatakan dalam suatu pernyataan bahwa mereka "mendesak Pemerintah Sri Lanka agar menyelesaikan rencana pemindahan yang secara politik berkesinambungan". Bogollama mengatakan pada suatu taklimat akhir pekan lalu di kota kecil Kandy, Sri Lanka tengah, pemerintah akan mengajukan paket politik melalui Komite Perwakilan Semua Partai. Pemerintah pada 2 Januari menyatakan akan mundur secara sepihak dari gencatan senjata dukungan Norwegia dengan LTTE pada 16 Januari. Namun LTTE menyatakan masih ingin melaksanakan gencatan senjata tersebut. Karena khawatir akan meningkatnya konflik bersenjata, ketua bersama itu menyampaikan keprihatinan yang mendalam mengenai situasi hak asasi manusia dan perlindungan warga sipil di Sri Lanka, serta menyerukan dilanjutkan pemantauan situasi hak asasi manusia. Para pemimpin militer telah berikrar akan menggilas LTTE paling lambat akhir 2008 dan "membebaskan" wilayah utara dari kekuasaan Macan Tamil. Pemberontak tersebut pada Juli 2007 diusir dari Provinsi Timur oleh tentara pemerintah dalam keberhasilan besar militer atas LTTE. Meningkatnya bentrokan berdarah di bagian utara dan timur negeri tersebut sejak Desember 2005 telah merenggut lebih dari 5.000 jiwa, demikian laporan Xinhua.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008