Makassar (ANTARA News) - Polwiltabes Makassar, Kamis pagi mengerahkan ratusan polisi bersenjata lengkap untuk mengamankan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, menyusul gencarnya gelombang demonstrasi terkait Pilkada dalam beberapa hari terakhir.
Pasukan Brimob dan dari kesatuan lainnya yang disiagakan itu juga dilengkapi kendaraan anti peluru dan peralatan barikade kawat berduri, meski barisan barikade belum dibuat.
Ratusan polisi tersebut tampak disiagakan di depan pintu setiap ruang kerja di kantor gubernur untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas-tugas aparat di kantor pemerintah itu.
Selain di kantor gubernur, pengetatan pengamanan juga tampak di Gedung DPRD dan rumah Gubernur Sulsel di Jl. Sungai Tangka sebagai antisipasi kemungkinan meningkatnya pengerahan massa untuk berdemo pada hari Kamis ini.
Sehari sebelumnya, ribuan massa dan PNS menduduki kantor pusat pemerintahan di Provinsi Sulsel itu menyebabkan aktifitas pelayanan kepada masyarakat sangat terganggu bahkan sempat terjadi pelemparan kantor yang menyebabkan kaca jendela di depan gedung tersebut pecah.
Aksi-aksi demo itu dilaporkan akan mendatangkan lebih banyak massa mulai hari Kamis ini sampai Sabtu (19/1) saat masa jabatan Gubernur/Wagub HM Amin Syam/Syahrul Yasin Limpo berakhir dan Mendagri dijadwalkan melantik caretaker gubernur.
Demonstran menolak pelantikan caretaker itu dan mendesak Mendagri melantik Gubernur/Wagub terpilih pasangan Syahrul Yasin Limpo/Agus Arifin Nu`mang (Sayang) pada Sabtu (19/1) sementara proses hukum sengketa Pilkada terus berproses di Mahkamah Agung (MA).
Pada aksi hari Rabu yang diperkirakan melibatkan sekitar 10.000 massa, demonstran menyegel rumah dinas Gubernur Sulsel di Jl. Sungai Tangka dan mendesak Gubernur HM Amin Syam meninggalkan rumah tersebut seta menduduki Gedung DPRD dan kantor Gubernur Sulsel.
Jalan-jalan protokol seperti Urip Sumohardjo dan Perintis Kemerdekaan menjadi macet karena aksi para demonstran yang datang dari berbagai kota di Sulsel itu.
Di depan Gedung DPRD Sulsel terpampang spanduk besar bertuliskan: "Kami siap berdarah-darah kalau Sayang tidak dilantik 19 Januari."(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008