Cirebon (ANTARA News) - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia(APTRI) Jawa Barat secara tegas menolak kebijakan Pemerintah melalui Menteri Perdagangan yang akan mengimpor gula pasir konsumsi sebanyak 110.000 ton pada tahun 2008 dengan alasan "buffer stok" (stok cadangan,red.). "Kami menolak rencana impor gula pasir itu karena berdasarkan perhitungan Dewan Gula Indonesia, produksi dalam negeri sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung dari hasil giling tahun 2007 dan awal giling 2008," kata Ketua APTRI Jabar H Anwar Asmali saat Silaturahmi Petani Tebu dengan Gubernur Jawa Barat di Kabupaten Cirebon, Rabu. Ia juga mengungkapkan, impor gula itu ternyata akan dilakukan importir yang bukan importir produsen, tetapi oleh pihak lain yang pada masa lalu tidak mempunyai keberpihakan kepada petani tebu. "Importir itu bahkan pernah gagal melakukan impor gula yang telah ditetapkan Pemerintah," tanpa menyebut nama importirnya. Pada bagian lain, Anwar juga mendesak Pemprov Jabar untuk menolak izin pendirian pabrik gula rafinasi di Jawa Barat karena untuk memenuhi kebutuhan gula lebih baik meningkatkan kapasitas giling pabrik gula yang sudah ada dan perlunya pendirian pabrik gula baru di daerah Garut Selatan. "Saat ini juga gula rafinasi telah beredar di pasar tradisional sehingga menekan harga gula petani padahal gula tersebut seharusnya untuk keperluan industri makanan dan minuman. Kami meminta agar Gubernur Jabar mengawasi ketat distribusi gula rafinasi itu," katanya. Selain itu, menurut Anwar, kebijakan pemerintah dalam budidaya tanaman tebu melalui program bongkar ratoon dan bantuan traktor tidak akan bermanfaat optimal jika tidak dibarengi dengan perbaikan pabrik gula dan perbaikan sarana irigasi. Pada kesempatan itu Gubernur Jabar Danny Setiawan menegaskan, bahwa pihaknya tetap akan melindungi petani tebu rakyat dengan mendukung penolakan impor gula konsumsi, walaupun Jawa Barat sendiri masih kekurangan gula sebesar 75 persen karena produksi sejumlah pabrik gula yang ada di Jawa Barat hanya memenuhi 25 persen kebutuhan. "Kita minta supaya impor gula jangan sampai menekan harga gula milik petani, selain itu juga pengawasan gula rafinasi akan diperketat sehingga tidak masuk ke pasar tradisional," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008