Jakarta (ANTARA News) - Aliran dana keluar (capital outflow) tekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, ditutup anjlok 5,04 persen. IHSG ditutup turun 137,720 poin menjadi 2.592,311 merupakan titik terendah dalam tiga bulan terakhir sejak 23 November 2007 yang ditutup di 2.606,128. Sedangkan indeks LQ45, kelompok 45 saham unggulan, melemah 33,697 poin atau 5,70 persen menjadi 557,415, yang merupakan titik terendah sejak 23 November 2007 yang ditutup di 563,340. Head Riset PT Recapital Securities Poltak Hotradero kepada ANTARA News di Jakarta, mengatakan, keluarnya modal asing sebagai penyebab turun tajamnya indeks BEI. Namun, kata Poltak, hampir semua kawasan Asia mengalami capital outflow ini dan Indonesia termasuk parah. Menurut dia, penarikan dana besar-besar ini salah satunya karena perekonomian AS yang menuju resesi, sehingga investor untuk menarik dananya di pasar saham. Kondisi ini telah membuat bursa kawasan Asia mengalami tekanan jual, seperti Bursa Tokyo dengan indeks Nikkei-225 turun 468,12 poin atau 3,35 persen pada 13.504,50, bursa Hongkong dengan indeks Hang Seng turun 1.386,92 poin atau 5,37 persen ke posisi 24.450,84 dan bursa Singapura dengan indeks Straits Times yang turun 96,09 poin atau 3,05 persen ke level 3.058,49 telah menekan indeks BEI. Paniknya pasar ini telah membuat jumlah saham yang menguat hanya 20 dibandingkan yang melemah 213 jenis saham, sedangkan 21 stagnan dan 195 tidak aktif diperdagangkan. Penurunan indeks dipimpin anjloknya saham Bumi Resources yang turun Rp450 ke posisi Rp5.650, Aneka Tambang terkikis Rp500 ke harga Rp3.900, Telkom terjun Rp350 menjadi Rp8.950, Astra Internasional tertekan Rp1.750 ke posisi Rp26.250, Bank Mandiri turun Rp175 menjadi Rp3.025 dan Perusahaan Gas Negara turun Rp1.300 menjadi Rp12.900. Transaksi berjalan ramai yang mencapai 81.241 kali, dengan volume 3,583 miliar saham dan nilai Rp7,825 triliun. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008