Jakarta (ANTARA News) - Lima jurnalis senior Indonesia mendapat penghargaan dari Financial Planning Standards Board Indonesia (FPSBI) atas kontribusi mereka terhadap pengembangan profesi perencana keuangan di Indonesia serta organisasi FPSBI. Ketua FPSBI Tri Djoko Santoso kepada wartawan di Jakarta, Rabu, menyatakan bahwa para jurnalis senior yang mendapat penghargaan itu, yakni Theo Yusuf MS, SH, MH, dari Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA, Primus Dorimulu (harian Investor Daily), Sibatang Kayu (harian Terbit), Mucharor Djalil (majalah Info Bank), dan Dimyati (majalah Asuransi). Penganugerahan penghargaan tersebut telah diserahkan kepada masing-masing jurnalis pada Selasa malam (15/1). Para jurnalis ini, kata Tri Djoko Santoso, telah berjasa melalui berbagai pemberitaan yang mereka buat mengenai perkembangan profesi ahli perencana keuangan di Indonesia serta mengenai FPSBI sejak organisasi itu dibentuk tahun 2001 hingga saat ini dengan jumlah anggota mencapai lebih dari 500 orang ahli perencana keuangan. Pada kesempatan penganugerahan itu juga diberikan sertifikat kepada sekitar 60 peserta ujian profesi ahli perencana keuangan, yang dinyatakan lulus ujian yang diselenggarakan FPSBI. Hadir pada kesempatan tersebut, pakar ekonomi dan keuangan, Dr Roy Sembel, pejabat Bappepam, dan Chief Executive Officer (CEO) Financial Planning Standard Board (FPSB) yang bermarkas di Denver Amerika Serikat, Dr Noel Meye. Tri Djoko Santoso mengatakan kegiatan yang dilakukan FPSBI adalah melakukan pelatihan uji kemahiran dalam melakukan perencana keuangan atau investasi, khususnya untuk perorangan, karena saat ini banyak investor perorangan membutuhkan penasehat investasi. Karena itu, kata dia, FPSBI bekerjasama dengan organisasi Financial Planning Association Indonesia (FPAI) melakukan ujian sertifikasi kepada calon penasehat investor pribadi itu. FPAI sendiri merupakan organisasi asosiasi perencana keuangan yang berada di bawah FPSBI. "Untuk penasehat investasi korporasi, di Indonesia jumlahnya sudah banyak dan mereka juga sudah mengantongi sertikat sebagai manager investasi. Untuk penasehat investasi perorangan, jumlahnya relatif masih kecil, karen itu kita mulai merintisnya," kata dia. Sementara itu, Ketua Financial Planning Association Indonesia (FPAI), Budi Suharto mengatakan, sarana untuk investasi di Indonesia saat ini cukup banyak, baik di pasar uang maupun pasar modal. Karena itu, kata dia, para anggota FPAI mempunyai peran penting dalam membantu para investor melakukan investasi secara tepat Budi Suharto mengatakan bahwa di banyak negara, sarana investasi itu telah cukup banyak, terutama di sektor jasa keuangan dan pasar modal, seperti produk reksadana, obligasi dan saham. Perusahaan asuransi di Indonesia, kata dia, saat ini juga mengeluarkan produk yang bukan hanya pada produk perlindungan jiwa dan kematian, tetapi juga sudah mengarah pada investasi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008