Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu sore cenderung stabil pada Rp9.432/9.445 per dolar AS (sebelumnya Rp9.431/9.445 per dolar AS), setelah Bank Indonesia (BI) menyatakan siap mensuplai dolar AS ke pasar domestik.
Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu, mengatakan, masuknya BI dengan melepas cadangan dolarnya mengakibatkan rupiah berada dalam kisaran yang sempit.
BI juga khawatir apabila tekanan negatif makin parah, maka rupiah akan bisa keblablasan, ujarnya.
Menurut dia, BI tidak menginginkan rupiah terus tertekan hingga di atas level Rp9.500 per dolar AS yang menimbulkan kekhawatiran para pelaku pasar yang mengekspor produknya.
Rupiah pada level lebih Rp9.400 per dolar AS dinilai cukup aman bagi pengusaha, ucapnya.
Ia mengatakan, rupiah seharus bisa bergerak naik, namun gejolak pasar yang jelek seperti kenaikan harga kedelai yang lebih dari 200 persen merupakan salah satu faktor penghambat.
"Kita lihat saja nanti, dengan turunnya BI yang melepas cadangannya, rupiah pada hari berikut akan bisa bergerak naik," katanya.
Rupiah, lanjut Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finance Corpindo pada posisi itu dinilai cukup baik, namun juga sulit untuk bisa berada dibawah level Rp9.400 per dolar AS.
Apalagi pasar saham regional juga melemah, akibat merosot bursa Wall Street, karena kekhawatiran pelaku asing terhadap pertumbuhan ekonomi AS, katanya.
Dengan keluarnya data penjualan retails AS yang melemah menunjukkan bahwa ekonomi AS makin melambat, sehingga memicu bank sentral AS (The Fed) kemungkinan akan kembali menurunkan suku bunganya.
The Fed sebelumnya menurunkan suku bunga Fedfund sebesar 50 basis poin mennjadi 3,75 persen dari sebelumnya 4,25 persen untuk memicu pertumbuhan ekonomi yang melambat, tuturnya.
Selain itu juga dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia juga melemah seperti terhadap yen yang turun menjadi 106,75 persen, katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008