Sahilaushafnur Rosyadi, seorang mahasiswa Indonesia yang tengah menjalani masa tesis di Volvo --perusahaan otomotif terkemuka Swedia di Gotheborg-- bertindak selaku imam dan khotib pada sholat Ied tersebut, menurut keterangan tertulis dari Kedutaan Besar Indonesia di Stockholm, yang diterima di Jakarta, Selasa.
"Bulan Ramadhan telah selesai, namun setiap hari Umat Islam harus terus meningkatkan keimanan dan memperkuat persatuan dan tali persaudaraan," ujar Rosyadi.
Duta Besar Indonesia untuk Swedia, Bagas Hapsoro, dalam sambutan pembukaan sebelum sholat Ied, menyampaikan rasa terima kasih untuk kehadiran jemaah dan Rosyadi yang menjadi imam dan khotib dalam sholat Ied itu.
"Mari kita sebagai anak-anak bangsa dapat bersatu, jauhkan buruk sangka, dan tinggalkan segala permusuhan dengan menyambut hari yang Fitri ini. Ingat juga untuk terus bersyukur atas berkat rahmat Allah yang terus melimpah atas kita," kata Hapsoro.
Widianto Wibisono, salah seorang WNI menuturkan, Idul Fitri di Swedia tahun ini jatuh di hari kerja, dan oleh karena itu beberapa orang sudah terlanjur tidak bisa cuti.
"Saya merasa sangat bahagia sekaligus sedih, bahagia karena masih bisa menyambut Idul Fitri, namun juga sedih karena banyak rekan yang tidak bisa bergabung karena masih kerja," katanya.
Setelah sholat Ied, para WNI yang berkumpul di Wisma Duta Republik Indonesia di Stockholm melanjutkan acara dengan bersilaturahmi sambil menyantap hidangan khas Indonesia, di antaranya soto mie, tape uli, dan es cendol.
Adapun pada 4 Juni, Kedutaan Besar Indonesia di Stockholm hanya mengadakan kegiatan sholat Ied, sedangkan halal bihalal rencananya dilaksanakan pada Sabtu, 8 Juni 2019, dengan perkiraan lebih banyak WNI yang dapat ikut hadir.
Pewarta: Yuni Sinaga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019