London (ANTARA) - Inggris belum membuat keputusan mengenai apakah akan menggunakan teknologi dari perusahaan China, Huawei, dalam jaringan 5G, kata Menteri Keamanan Inggris Ben Wallace pada Selasa.
"Pemerintah belum mencapai kesimpulan mengenai cara menangani prasarana utama yang berpotensi membuat lemah atau tentu saja dapat dieksploitasi oleh negara asing untuk memata-matai kami, yang sedang berlangsung," kata Wallace kepada BBC Radio,
"Kami mendengarkan sekutu kami dalam Five Eyes, kami mendengarkan mitra Eropa kami. Jika kami ingin mengizinkan orang mengakses pasar kami, kami harus mengatakan bahwa ada peraturan," katanya.
Dalam kunjungan ke Inggris, Donald Trump diperkirakan menuntut pengganti Perdana Menteri Theresa May agar melarang Huawei dari jaringan 5G sementara ribuan pemrotes di seluruh London mencemooh Presiden AS tersebut.
Trump membawa tuntutan bagi sekutu terdekat Amerika Serikat di Eropa, termasuk seruan oleh utusannya, agar Inggris bersikap lebih keras terhadap raksasa teknologi Huawei Technologies Co Ltd.
Masalah Huawei diperkirakan menjadi topik utama pembicaraan di London setelah Pemerintah Inggris kelihatannya membangkang terhadap tuntutan pemerintah Trump dan mengizinkan perusahaan China itu peran terbatas dalam pembangunan jaringan 5G.
Pemerintah Trump telah memberi tahu sekutunya agar tidak menggunakan perlengkapan dan teknologi 5G Huawei karena ada kekhawatiran semua itu akan memungkinkan China memata-matai data dan komunikasi sensitif.
Huawei membantah perusahaan tersebut adalah, atau dapat menjadi, kendaraan bagi dinas intelijen China.
Sumber: Reuters
Baca juga: Google tangguhkan bisnis dengan Huawei setelah "blacklist" Trump
Baca juga: Trump teken RUU larang pemerintah pakai teknologi Huawei-ZTE
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019