Boyolali (ANTARA News) - Krisis lingkungan hidup bisa ditanggulangi dengan cara penanaman pohon sebanyak-banyaknya, karena pohon bisa menjadikan udara bersih dan mampu menyimpan air.
Hal tersebut dikatakan Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, disela-sela acara ulang tahun ke-50 Gapensi penanaman lima juta pohon di 450 kabupaten/kota di 33 provinsi di Indonesia yang di pusatkan di Kompleks Wisata Tlatar, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat.
Acara dengan tema Pembangunan Berwawasan Lingkungan tersebut juga dihadiri Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, Bupati Boyolali, Sri Moeljanto dan pejabat Mupida, Duta Lingkungan Hidup, Shafa Tasya Kamila atau Tasya.
Lebih lanjut Rachmat Witoelar mengatakan, apa yang paling terpenting di dunia ini, yakni udara dan air. Jika udara dan air bersih, maka kehidupan manusia akan sehat.
"Bagaimana kita bisa mempertaruhkan udara bisa bersih dan air masih tetap lestari serta mendukung negara dalam kehidupan masyarakat ini, katanya.
Menurut Rachmat Witoelar, yakni dengan penanam pohon itu yang paling baik, karena pohon itu mempunyai fungsi banyak di antaranya, bisa membersihkan udara dan menyimpan air atau tata air.
Indonesia mempunyai posisi yang setrategis dalam konteks dunia untuk membersihkan udara yang sekarang terancam mengalami perubahan iklim dengan penanaman pohon tersebut.
Rachmat Witoelar mengatakan, dari prospektip dunia, hutan tersebut diperlukannya, maka dana internasional mau menyediakan yang besar tak terhingga untuk dilimpahkan kepada negara-negara seperti Indonesia.
"Yakni, negara tropis yang bisa menanaman pohon banyak, karena pohon itu yang bisa melestarikan udara dan air," katanya.
Perubahan udara, kata dia, merupakan acaman dunia di dalam perubahan iklim atau emergensi adalah perubahan struktur daripada udara dimana dunia ini akan terjadi melapetakan besar termasuk kenaikan dari pada permukaan air laut.
Penanaman pohon itu, di negara yang sudah maju, mereka banyak kota besar dan sempit lahannya sehingga tidak bisa menanam seperti di negara Indonesia.
"Lahan kita cukup luas. Menurut Menteri Kehutanan, lahan luas masih bisa menanam lebih dari 18 juta hektare," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009