"Saya sempat bertanya dua hari lalu, harga masih Rp130 ribu per kilogramnya, ada kenaikan Rp10 ribu dibandingkan hari biasa yang dijual Rp120 ribu per kilogram," kata Ny Juliha, warga Labuhanratu, Kota Bandarlampung, Selasa.
Dia pun menjelaskan, kemarin pada H-2 Lebaran dia pun membeli daging di tempat yang ia tanya satu hari sebelumnya, dan harganya sudah Rp150 ribu per kilogram.
Meski terjadi lonjakan harga cukup tinggi, Ny Juliha tetap membelinya karena akan dibuat masakan malbi dan rendang guna memenuhi hidangan di hari Lebaran.
"Kalau tidak ada rendang dan malbi serasa hidangan Lebaran kurang pas. Walau harganya tinggi tetap dibeli, namun jumlahnya tidak banyak, yang penting ada," kata dia.
Nur Aisah, warga lainnya mengatakan sempat membeli dengan harga Rp130 ribu, tetap pada H-4 Lebaran, dan ketika hari ini ke pasar dan mendapatkan informasi dari pedagang daging, harganya sudah Rp150 ribu per kilogramnya.
Warga lainnya menilai jika ada kenaikan harga daging itu wajar, karena tingginya permintaan konsumen, namun jangan terlalu tinggi. Apalagi Lampung dikenal sebagai gudang ternak.
"Katanya Lampung gudang ternak, bahkan mengirim ke daerah lain, tetapi kenapa harga daging di daerah sendiri jadi mahal," kata Y.Saputra, warga Kotasepang, Bandarlampung.
Semestinya, lanjut dia, pemerintah bisa menekan harga daging, agar yang dijual di daerah lebih murah dibandingkan di daerah lain.
Pewarta: Triono Subagyo
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019