Surabaya (ANTARA News) - TNI AL tengah menyelidiki dalang dibalik pembajakan kapal bermuatan minyak sawit mentah (CPO), yang dilakukan oleh tujuh orang di perairan Bilangbilangan, Kalimantan Timur yang mencoba melarikan hasil bajakannya itu ke Malaysia.Menurut Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut Drs Tony Syaiful, dalam pembajakan yang terencana dengan baik itu, para pelaku mengaku telah disuruh seseorang dengan diimingi imbalan ratusan juta rupiah."Perencanaan seperti itu tidak mungkin dilakukan oleh penjahat jalanan (kelas teri) di laut. Bahkan, dalam pemeriksaan sementara, mereka mengaku disuruh seseorang untuk membajak kapal itu dengan dijanjikan uang ratusan juta rupiah," kata Kadispen di Surabaya, Rabu. Meskipun mengaku hanya disuruh, penyidik TNI AL tidak begitu saja percaya dengan pengakuan tersebut. Penyidik masih terus mendalami kasus, termasuk mencari seseorang yang disebut-sebut menjadi dalang atas pembajakan. "Kami juga mengkaji kemungkinan lain, yakni pemilik CPO bisa saja memang menginginkan barangnya itu dikirim ke luar negeri dengan cara seolah-olah terjadi pembajakan. Tapi semua ini masih kemungkinan yang kami coba dalami terus," katanya. Menurut Kadispen, penyidik belum mengatahui secara jelas siapa pemilik CPO itu, sementara pemilik kapal sudah diketahui, namun belum bisa disampaikan ke publik. Nantinya penyidik juga akan memintai keterangan pemilik kapal dan CPO tersebut. Menurut Kadispen, para pelaku berikut kapalnya berhasil ditangkap hanya dalam tempo 15 jam setelah pembajakan. KRI Sutedi Senaputra-878 dari Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmatim yang tengah berpatroli di sekitar perairan Ambalat Kaltim, berhasil mengejar dan meringkus mereka. Pembajakan kapal Tug Boat (TB) Makmur Abadi-1 dan Tongkang (TK) Makmur Abadi-V bermuatan 4.078 ton CPO itu, katanya, sudah direncanakan dengan matang di darat. Pembajakan tersebut terjadi Minggu, 23 Desember 2007. Para pembajak mencoba membawa kapal dan isinya ke Malaysia, namun berhasil digagalkan. Tujuh pembajak beserta kapal dan muatannya kemudian dibawa ke Surabaya dan tiba di dermaga Semampir, Koarmatim, Jumat, 11 Januari 2008 untuk diperiksa oleh penyidik Satuan Patroli Terbatas (Satroltas) Lantamal V, Surabaya. Ketujuh pelaku yang menggunakan speed boat dan bersenjata tajam itu dipimpin oleh Renaldo (34). Sudah terencananya pembajakan itu terindikasi ketika para pelaku langsung mengubah cat dan nama kapal menjadi TB Ocean Line-1 dan TK Ocean Line-2 dan mereka juga sudah menyiapkan surat-surat baru yang seolah-olah asli. "Oleh para pembajak, nakhoda dan ABK disekap dalam satu kamar dengan kaki dan tangan terikat serta mulut dilakban. Kemudian TB. Makmur Abadi-I dan TK. Makmur Abadi-V dicat hitam dan diganti nama menjadi TB Ocean Line-1 dan TK. Ocean Line-2," katanya. Selanjutnya kapal yang telah dikuasai pembajak yang seharusnya menuju Surabaya berputar haluan menuju ke arah Labuan, Malaysia. Menerima informasi adanya pembajakan dari berbagai sumber, pada Sabtu 22 Desember 2007 pukul 23.00 WITA, KRI Sutedi Senaputra-878 yang dikomandani Mayor Laut (P) Avianto Rooswirawan segera melakukan pengejaran.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008