Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Brazil mempererat hubungan dengan melakukan kerjasama bilateral di antaranya di sektor kehutanan. "Dephut (Departemen Kehutanan) memang saat ini sedang kedatangan delapan tamu dari Brazil. Niatnya memang ingin melakukan kerjasama bilateral di semua bidang, salah satunya di sektor kehutanan," kata Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS), Sunaryo, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, kerjasama di sektor kehutanan yang akan dilakukan tentu sangat beragam. Pihak Indonesia akan bekerjasama dengan Brazil untuk mengembangkan teknologi rehabilitasi kehutanan. Selain itu, dia mengatakan, hal yang dilakukan tentu saling bertukar pengalaman dan melakukan observasi di lapangan. Dia mengatakan Indonesia hingga saat ini telah mengembangkan beberapa jenis tanaman dari Brazil untuk digunakan dalam program Gerakan Rehabilitasi Nasional (Gerhan), seperti Ecaliptus dan Mangium. "Tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya Brazil akan mempelajari Gerhan. Karena seperti kita tahu Brazil tidak melakukan rehabilitasi lahan secara masal seperti Indonesia," katanya. Dia mengatakan degradasi lahan yang terjadi di Brazil tidak sebesar di Indonesia, hal tersebut karena populasi yang rendah dan terpusat hanya di kota saja. Sedangkan di Indonesia degradasi lahan terjadi sangat cepat akibat ekspansi lahan yang dilakukan penduduk ke dalam hutan. Degradasi lahan di Brazil, menurut dia, lebih disebabkan oleh pembukaan lahan untuk perkebunan tebu, karena seperti diketahui Brazil menjadi negara terbesar penghasil bahan bakar nabati dari etanol. Hal lain yang dibicarakan dalam pertemuan dengan perwakilan dari Brazil, menurut dia, adalah disektor pertanian yang menyangkut masalah pertanian coklat dan kopi. Sedangkan untuk sektor industri dibicarakan masalah pengembangan industri furniture. Pada kesempatan yang sama juga dibicarakan rencana kerjasama multilateral antara Indonesia, Brazil, dan Timor Leste, dimana Indonesia dan Brazil akan mencoba bekerjasama membangun sektor kehutanan Timor Leste.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008