Istambul/Ankara/Bagdad (ANTARA News) - Pesawat tempur dan senjata berat Turki melancarkan serangan baru pada Selasa atas kedudukan pemberontak Kurdi di Irak utara, kata pejabat tapal batas Irak dan staf umum Turki. "Jet Turki pada Selasa pagi membom desa Nihili, Narwa dan Rikan, yang merupakan bagian wilayah Amadiya di perbatasan dengan Turki," kata pejabat dari penjaga tapal batas Irak di Duhuk kepada kantor berita Jerman Deutsche Presse-Agentur (DPA). Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat tak dikenali, menyatakan desa di Amadiya, 70 kilometer timur kota Duhuk, Irak utara, tersebut kosong sejak penduduknya lari dari daerah itu saat tentara Turki menyerang pemberontak dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Laporan tentang apakah ada korban dari serangan tersebut belum diperoleh. Ankara melancarkan serangan terhadap pemberontak PKK, yang bersembunyi di daerah keras pegunungan di Daerah Swatantra Kurdi Irak sesudah serangan pada penduduk dan tentaranya meningkat. Gerakan pertama lintas perbatasan itu dimulai 16 Desember untuk menumpas pemberontak tersebut, yang mengupayakan kemerdekaan bagi daerah berpenduduk sebagian besar suku Kurdi di Turki tenggara. Di Istambul, staf umum Turki menggambarkan serangan udara atas kemungkinan kedudukan PKK di tiga daerah berbeda itu berhasil. Jaringan pemberitaan CNN Turki menyatakan daerah tersebut sudah ditinggalkan penghuninya. Terjadi serangan gencar udara menyasar kedudukan PKK di daerah Zap-Sivi, Avasin-Basyan and Hakurk, kata staf umum itu dalam pernyataan di lamannya. Itu merupakan pemboman keempat terhadap sasaran PKK di Irak utara, yang diakui tentara sejak 16 Desember. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin menyatakan tidak bisa meramalkan ahir serangan negaranya terhadap pemberontak Kurdi di tetangganya, Irak, yang dimulai tengah Desember. "Kami berharap bahwa perang melawan teror ini berahir segera, tapi kami tidak tahu berapa lama lagi berlangsung," kata Erdogan kepada wartawan di Madrid, ibukota Spanyol, tempat ia bertemu dengan mitra Spanyol-nya, Jose Luis Rodriguez Zapatero. "Di Afganistan ada tentara asing memerangi terorisme dan mereka juga tidak bisa mengatakan berapa lama lagi berada di sana," katanya. Erdogan menyatakan satu-satunya tujuan Turki ialah melenyapkan Partai Pekerja Kurdistan, atau pemberontak PKK, yang mempunyai pangkalan di pegunungan Irak utara, dengan menambahkan bahwa setiap usaha dilakukan untuk menyelamatkan penduduk. Sekitar 4.000 "teroris" dilatih di daerah itu, katanya menaksir. "Tujuan satu-satunya kami ialah menghancurkan teroris," kata perdana menteri itu, "Kami memunyai teknologi dan intelijen untuk melakukan itu tanpa menyakiti penduduk." Serangan Desember itu dikabarkan menghancurkan lebih dari 200 sasaran PKK, termasuk pangkalan komando, pelatihan dan perbekalan serta kedudukan pertahanan serangan udara serta gudang peluru. PKK menggunakan daerah itu untuk melancarkan serangan ke Turki. Baik Amerika Serikat maupun Eropa Bersatu menggolongkan PKK sebagai kelompok teroris. Presiden Turki Abdullah Gul pada pekan lalu menyatakan negaranya tak dapat, dengan sendirian, mewujudkan "penyelesaian politik" guna mengahiri dua dasawarsa serangan pemberontak Kurdi, yang berpangkalan di Irak utara. "Jadi, bagaimana orang dapat berbicara mengenai penyelesaian politik ketika teror itu berasal dari luar, dari negara asing," kata Gul ketika menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan penyelesaian politik bagi sengketa tersebut. Pertikaian itu sudah menewaskan lebih dari 37.000 jiwa. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008