"Dari hasil evaluasi yang kami lakukan puncak arus mudik terjadi pada H-4 Idul Fitri 1440 Hijriyah atau Sabtu, (1/6). Pada saat itu kepadatan kendaraan hampir terjadi di semua titik mulai dari pusat kota, perbelanjaan, pemerintahan, ekonomi dan keramaian masyarakat lainnya," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro di Sukabumi, Senin.
Dari pantauan Antara di beberapa lokasi seperti Jalan RE Martadinata dan Jalan Ahmad Yani yang merupakat pusat perbelanjaan arus lalu lintas sudah kembali normal meskipun masih ramai lancar.
Selain itu, di pusat kota seperti Jalan Balaikota dan Jalan Ir H Juanda serta Jalan Suryakencana kendaraan sudah tidak sepadat pada H-4 lebaran, bahkan beberapa titik yang biasa dilakukan rekayasa jalan saat ini sudah kembali normal hanya saja kendaraan dari arah Nyomplong ke Jalan Ahmad Yani masih dialihkan ke Jalan Arif Rahman Hakim.
Menurutnya, sejak Operasi Ketupat dilaksanakan atau seminggu terakhir ini Kota Sukabumi sempat terjadi kepadatan kendaraan pemudik yang datang dari berbagai kota dan arah pintu masuk seperti dari jalur penghubung Sukabumi-Bogor dan Sukabumi-Cianjur.
Namun kepadatan kendaraan tersebut, masih bisa dikendalikan sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan khususnya di titik rawan kemacetan yang luar biasa baik dari arah timur maupun barat.
"Selama musim mudik ini tidak terjadi kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa, secara umum pelaksanaan Operasi Ketupat pada musim mudik lebaran ini berjalan dengan lancar," tambahnya.
Susatyo mengatakan untuk saat ini kemungkinan mobil pemudik yang mudik ke Sukabumi sudah masuk ke Kota Mochi ini hanya beberapa saja yang masih dalam perjalan dan jumlahnya pun diperkirakan tidak banyak.
Namun demikian, pihaknya tetap mengantisipasi terjadinya lonjakan volume kendaraan di pusat kota pada malam Takbiran yang biasanya warga turun ke jalan untuk memeriahkan dan merayakan hari kemenangan atau Idul Fitri.
Ada beberapa titik yang biasanya dipadati warga saat malam Takbiran seperti pusat perbelanjaan dan kawasan ekonomi lainnya seperti di Jalan RE Martadinata dan Jendral Ahmad Yani. Untuk rekayasa jalan sifatnya masih situasional melihat volume dan kepadatan kendaraan.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019