Banjarmasin (ANTARA) - Rukyatul hilal atau memantau timbulnya bulan Syawal yang menentukan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah di Kota Banjarmasin terkendala awan tebal yang menghalangi pandangan alat teropong pemantau.

Pemantauan hilal masuknya bulan Syawal digelar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan di puncak gedung Bank Kalsel, Senin sore.

Menurut Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan H Noor Fahmi, pihaknya tidak bisa melihat bulan oleh karena awan tebal yang menghalangi di bagian barat. "Sehingga dengan ini kita nyatakan, kita bersaksi tidak melihat bulan tanda masuknya bulan Syawal pada 29 masuk bulan Ramadhan ini," ujarnya.

Pemantauan bulan, tuturnya, bertepatan pada pukul 18.18 WITA saat matahari terbenam.

Memang, kata Noor Fahmi, menurut perhitungan tim hisab Kanwil Kemenag Kalsel, sulit dilihat posisi bulan secara nyata. "Karena perhitungannya bulan masih berada di bawah dua drajat, ini sulit disaksikan," terangnya.

Karena dari perhitungan azimut bulan posisinya 289 drajat, 21 menit 52 detik (289°21'52"). Di mana, kata dia, beda azimut bulan-matahari kurang dua drajat, 55 menit dan 11 detik (-2°55'11").

"Tinggi hakiki bulan -0 drajat, 14 menit dan 31 detik (-014'31"), di mana usia bulan saat ini 00 jam 17 menit," terangnya.

Dengan kesimpulan perhitungan ini, kata Noor Fahmi, kemungkinan besar Hari Raya Idul Fitri 1440 H jatuh pada Rabu 5 Juni 2019.

"Tapi ketentuan pastinya tetap kita harus menunggu keputusan sidang isbat di Kementerian Agama," katnya.*


Baca juga: Kemenag Bengkulu : Idul Fitri jatuh pada Rabu 5 Juni

Baca juga: Pemantauan hilal di Palembang tertutup awan

Pewarta: Sukarli
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019