"Hasil pemantauan pengamatan hilal dari Pos Observasi Bulan (POB) Syech Bela Belu ini, sesuai dengan hasil perhitungan bahwa hari ini kita memang tidak bisa menyaksikan hilal," kata Ketua Badan Hisab Rukyah (BHR) Kemenag DIY Muthoha Arkhanuddin usai pemantauan hilal di POB Syech Bela Belu, Selasa petang.
Dia juga mengatakan, dari hasil pengamatan yang dimulai sejak sekitar pukul 16.30 WIB sampai dengan pukul 17.30 WIB atau waktu berbuka puasa, hilal juga tidak terlihat meski matahari sudah terbenam di ufuk barat.
"Kita lihat kondisi awan di sebelah barat matahari yang harusnya ketika terbenam (hilal) bisa kita saksikan, ternyata tidak bisa kita saksikan. Terlebih kondisi hilal yang berada pada posisi negatif, sehingga kita tidak mungkin bisa sore hari ini menyaksikan hilal dari tempat kita," katanya.
Dengan demikian, kata dia, hasil pengamatan hilal dari POB Syech Bela Belu Parangtritis ini akan disampaikan pada sidang Isbat di Jakarta untuk menjadi acuan dalam penentuan 1 Syawal 1440 Hijriah atau hari raya Idul Fitri.
"Tentu ini akan kita sampaikan di arena sidang Isbat di Jakarta untuk bisa dijadikan acuan dan dijadikan landasan penetapan pada sidang Isbat kapan jatuhnya 1 Syawal 1440 Hijriah," katanya.
Dia juga memprediksi, hasil pemantauan dan pengamatan hilal di beberapa lokasi di Indonesia pada sore ini hasilnya tidak terlihat, sehingga dia berkeyakinan bulan Ramadhan masih tersisa satu hari lagi yaitu pada Selasa (4/6).
"Menurut prediksi saya, tidak mungkin akan ada yang menyaksikan hilal sore hari ini, sehingga saya berkesimpulan bahwa 1 Syawal Insya Allah ditetapkan pada 5 Juni atau Rabu lusa, sehingga Ramadhan akan kita genapkan satu hari lagi besok, menjadi 30 hari," katanya.*
Baca juga: Astronom: tinggi hilal Pelabuhan Ratu -0,56 derajat
Baca juga: Pengamatan hilal syawal tak dilakukan Observatorium Bosscha
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019