Jambi (ANTARA) - Penumpang arus mudik Lebaran tahun ini menggunakan angkutan udara melalui Bandara Sultan Thaha Jambi terjadi penurunan sebesar 15 persen dibanding arus mudik pada Lebaran tahun 2018.
“Memasuki musim mudik penumpang yang telah menggunakan angkutan udara melalui Bandara Sultan Thaha Syaifudin ini berkisar antara 4.800 sampai 5.000 penumpang,” kata General Manager PT.Angkasa Pura Sultan Thaha Jambi, Yogi Prastyo Suwandi saat peninjauan dari pejabat Forkompinda Provinsi Jambi di bandara itu, Senin.
Jika dibandingkan dengan hari-hari biasa jumlah penumpang di Bandara itu alami peningkatan, namun jika dibandingkan dengan musim mudik tahun 2018 yang lalu, jumlah penumpang di Bandara itu alami penurunan. Dimana pada musim mudik tahun 2018, pada H-3 hari raya jumlah penumpang angkutan udara di Bandara itu berkisar 5.700 sampai 6.000 penumpang.
Yogi menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan penurunan jumlah penumpang yang memanfaatkan angkutan udara di daerah itu. Selain tingginya harga tiket pesawat saat ini, banyaknya pilihan armada angkutan umum juga menjadi faktor penyebab menurunya jumlah pemudik yang memanfaatkan angkutan udara tersebut.
“Banyak faktor ya, saat ini akses menggunakan jenis angkutan umum lainnya juga cukup mudah dijangkau,” kata Yogi Prastyo Suwandi.
Sementara harga tiket pesawat saat ini masih cukup tinggi. Dilaman tiket.com harga tiket tujuan Jambi-Jakarta masih diatas Rp1 juta. Harga tiket maskapai penerbangan Citilink tujuan penerbangan Jambi-Jakarta pada hari ini, senin (3/6) sebesar Rp1.175.100. Sementara dengan tujuan yang sama harga tiket maskapai penerbangan Sriwijaya Air sebesar Rp1.240.000. Begitu pula harga tiket maskapai penerbangan Garuda Indonesia, dengan tujuan yang sama harga tiket untuk satu orang penumpang sebesar Rp1.368.700.
“Puncak arus mudik di Bandara Sultan Thaha ini terjadi pada H-5 yang lalu, pasca libur tanggal merah pada hari kamis dan hari Jum’atnya penumpang lebih banyak dari hari sebelum dan sesduahnya,” kata Yogi Prastyo Suwandi.
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019