Jakarta (ANTARA News) - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah melaporkan 14 temuan berindikasi korupsi pada 2007 senilai Rp3,4 triliun dan 295 juta dolar AS ke penegak hukum pada 2007. "Audit BPK pada tahun itu juga telah dapat menghemat subsidi bahan bakar minyak, listrik dan pupuk sebesar Rp7,1 triliun," kata Ketua BPK Anwar Nasution di Jakarta, Senin. Jumlah tersebut, menurut Anwar, jauh meningkat dari 10 temuan senilai Rp2,8 triliun dan 39,1 juta dolar AS pada 2005, serta 13 temuan senilai Rp887,8 miliar dan 114,1 juta dolar AS pada 2006. "Salah satu contoh kasusnya adalah salah satu Pemda di Aceh, namun kerugian negaranya memang tidak terlalu signifikan," jelas Anwar. Namun, ujarnya, pihaknya merasa kinerja dari aparat hukum untuk menindak lanjuti temuan BPK masih lambat. Ditambahkannya, untuk meningkatkan kerja BPK dalam menekan terjadinya kasus-kasus berindikasi korupsi, maka sejak 1 September 2007 BPK terpilih sebagai salah satu "pilot project" reformasi birokrasi pemerintahan Indonesia. Dengan program tersebut, maka BPK juga menerima tunjangan remunerasi yang sesuai dengan tuntutan peningkatan kinerja karyawan BPK. "Saya ingin `ngadu`. Gaji Hendar (Inspektur Utama Pengawasan Intern dan Khusus, Hendar Ristiawan), gaji Sukoyo (Auditor Utama II Keuangan Negara, Sukoyo Mumpuni), dan Sekjen BPK lebih tinggi dari ketuanya. Gaji ketua cuma Rp30 juta, gaji mereka itu lebih dari Rp40 juta," kata Anwar. Meski demikian, diakuinya, kerja dari para anak buahnya tersebut memang jauh lebih berat dari dirinya, yang hanya cuma menandatangani. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008