Mamuju (ANTARA) - Pelabuhan Simboro Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, pada H-2 Idul Fitri, dipadati penumpang mudik dari sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur.

Dari pantauan di Pelabuhan Simboro Kabupaten Mamuju pada Senin pagi, kedatangan KM Laskar Pelangi terlihat terlambat lebih dua jam dibanding pada hari sebelumnya.

"Sejak arus mudik berlangsung, KM Laskar Pelangi biasanya sudah datang pada pukul 07.30 WITA, tetapi hari ini terlambat," kata seorang petugas di Pelabuhan Simboro Mamuju, Supriadi.

KM Laskar Pelangi terlihat baru bersandar di Pelabuhan Simboro pada pukul 09. 30 WITA.

Saat kapal bersandar, ratusan penumpang langsung berhamburan keluar dari kapal disusul belasan kendaraan roda dua dan roda empat.

Setelah hampir lebih dari satu jam, yakni pada pukul 10. 45 WITA, seluruh penumpang dan kendaraan terlihat sudah turun dari kapal pengangkut arus mudik dari Pelabuhan Kariangau Balikpapan itu.

Saat turun dari kapal, para penumpang langsung diminta menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu identitas lainnya.

Sementara bagi pemudik yang tidak bisa menunjukkan kartu identitas akan difoto dan diminta memberikan data diri.

"Pemeriksaan setiap penumpang tersebut untuk mengecek jumlah ril penumpang apakah sesuai manifest. Dari komunikasi kami dengan pihak kapal, jumlah penumpang sesuai kapasitas, yakni lebih 200 orang atau berkisar 270 sampai 280 orang," kata Kapolres Mamuju Ajun Komisaris Besar Polisi Moch Rivai Arvan.

"Tapi secara kasat mata jumlah penumpang terlihat melebihi dari jumlah manifest yang disampaikan, tetapi kelebihannya belum bisa kami berikan sebab masih dalam proses penghitungan," tambahnya.

Jika jumlah penumpang melebihi manifest dan ambang batas toleransi, maka kepolisian lanjutnya akan memberikan teguran kepada pihak terkait.

"Tentu kami akan memberikan teguran kepada pihak terkait sebab ini menyangkut keselamatan dan keamanan pelayaran. Upaya ini juga kami lakukan agar pada arus balik nanti, penumpang lebih tertib dan kapal berangkat sesuai kapasitasnya," tegas Rivai Arvan.

Sementara, salah seorang penumpang asal Kota Balikpapan Jusnadi mengaku kondisi di atas KM Laskar Pelangi sangat sesak akibat banyaknya penumpang di atas kapal.

"Kami kesulitan bergerak akibat banyaknya penumpang. Di lorong-lorong kapal banyak ditempati orang sehingga kalau kami mau ke WC harus melangkahi orang. Penumpang sampai di bagian dek kendaraan," kata Jusnadi yang mengaku mudik bersama sembilan orang keluarganya.

Ia mengaku, sempat kehabisan tiket mudik dari Balikpapan dan baru mendapatkan tiket pada Minggu sore (2/6).

"Saya datang ke Pelabuhan Kariangau pada 31 Mei 2019 tetapi tiket sudah habis sehingga saya bersama keluarga terpaksa menginap di Pelabuhan. Saya baru dapat tiket kemarin (Minggu) dengan harga normal, yakni Rp55 ribu per orang," ujarnya.

"Ada beberapa penumpang yang membeli tiket dari calo dengan harga mulai Rp250 ribu bahkan akan yang sampai Rp500 ribu per orang. Kemarin (Minggu) kami melihat masih banyak penumpang yang tidak bis ikut karena kapal sudah penuh," kata Jusnadi.

Personel kepolisian mendata dan mengidentifikasi para penumpang arus mudik saat baru turun dari KM Laskar Pelangi pada arus mudik H-3 di Pelabuhan Simboro Kabupaten Mamuju, Senin (3/6). (ANTARA/Amirullah)

Pewarta: Amirullah
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019