Melbourne (ANTARA News) - Mantan petenis putri nomor satu dunia, Martina Hingis, menghentikan perjuangan untuk membersihkan namanya, demikian ditegaskan Ketua Eksekutif WTA, Larry Scott, Senin.
Hingis secara mengejutkan mengumumkan pengunduran dirinya November 2007, setelah dinyatakan positif menggunakan kokain di Wimbledon pada musim panas lalu.
Pada waktu itu, petenis berusia 27 tahun tersebutu mengatakan bahwa dia sama-sekali tidak bersalah dan bertekad akan berjuang melawan tuduhan itu.
Scott mengatakan di Australia Terbuka bahwa Hingis tidak jadi mengajukan banding kepada Pengadilan Arbitrasi untuk Olah raga (CAS) di Swiss.
"Saya berbicara dengan dia pekan lalu, dan dia mengatakan tidak akan mengajukan banding kepada CAS," kata Scott.
ITF mengumumkan 4 Januari 2008 bahwa lima kali juara grand slam itu diskors dua tahun, dan telah mengembalikan hadiah uang sebesar 129.481 dolar Amerika Serikat (AS).
"Martina mengatakan kepada saya bahwa situasinya mengecewakan, prosesnya panjang dan perlu biaya besar," ujar Scott.
"Saya bertemu dia pada November di Madrid dan berbicara sepekan kemudian melalui telepon. Saya percaya Martina masih berusaha untuk mengetahui secara tepat apa yang terjadi terhadap dia," katanya.
Hingis mendasarkan pembelaannya berdasarkan analisis negatif atas rambutnya yang dilakukannya setelah mendengar hasil tes positif dinilai menggunakan kokain. Pengacaranya mengatakan, hasil sampel A dan B dari urinnya mungkin juga karena pengaruh kecelakaan atau terkontaminasi.
Hingis mundur akhir 2002, karena masalah pergelangan tumit dan kaki, tapi secara mengejutkan kembali mengikuti kegiatan WTA dalam Januari 2006, serta memenangi tiga gelar, termasuk di Tokyo musim lalu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008