Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) pada semester kedua 2008 mempunyai peluang untuk menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate) sebesar 25 basis poin setelah bank sentral AS (The Fed) menurunkan suku bunga Fedfund sebesar 50 basis poin menjadi 3,75 persen. "Bunga Fedfund sebesar itu dibandingkan dengan bunga BI Rate yang mencapai 8 persen, maka selisihnya sebesar 4,25 persen. Hal ini merupakan peluang bagi BI untuk menurunkan," kata Direkrut Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin. Menurut dia, untuk menurunkan bunga BI Rate, BI juga harus memperhatikan tingkat inflasi yang terjadi, karena ini merupakan faktor penentu bagi turun atau tidaknya bunga BI Rate tersebut. "Kami optimis BI masih mempunyai peluang untuk menurunkan BI Rate pada semester kedua dan menjelang akhir tahun ini masing-masing 25 basis poin," katanya. Pemerintah pada 2008, lanjut dia, telah mentargetkan inflasi mencapai 5 persen plus minus satu. Untuk mencapai 6 persen pada tahun ini diperkirakan masih terjadi, namun untuk turun dibawah 5 persen diperkirakan agak sulit. Jadi inflasi untuk saat ini dinilai masih tinggi yang menahan BI untuk menurunkan bunga BI Rate, namun kedepan masih ada kesempatan untuk bisa menurunkannya, katanya. Ia mengatakan, BI sampai semester pertama 2008 masih tetap di level 8 persen, karena masih banyak gejolak yang terjadi yang menahan turunnya suku bunga itu seperti kenaikan harga bahan kebutuhan pokok dan harga minyak minyak mentah. Oleh karena itu, pemerintah harus menjaga stok bahan baku dan distribusi barang agar laju inflasi 2008 bisa lebih rendah, ujarnya. Dengan upaya itu, lanjut Kostaman Thayib, opportunity (kesempatan) BI Rate untuk turun sangat besar, namun penurunan bunga itu tidak akan terjadi dalam dua sampai tiga bulan kedepan. Ditanya mengenai rupiah, menurut dia, tingkat rupiah saat ini dinilai masih wajar, karena masih dalam target yang ditetapkan BI antara Rp8,5 hingga Rp9,5 per dolar AS. Kalau dilihat dari pergerakannya rupiah masih di level Rp9.400 per dolar AS yang diikuti pergerakan naik atau turun, meski muncul sentimen positif dari The Fed yang telah menurunkan suku bunganya, katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008