Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama-sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) unit distribusi Jakarta akan memberlakukan sistem prabayar dalam penggunaan tenaga listrik menyusul peresmian layanan listrik 24 jam di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan pada akhir Januari 2008. Bupati Kepulauan Seribu Djoko Ramadhan di Balaikota Jakarta, Senin, mengatakan penggunaan sistem itu sebagai usaha agar masyarakat memanfaatkan layanan listik itu secara efisien dan tepat guna sekaligus melindungi dari penggunaan listrik yang mengakibatkan tingginya pembayaran rekening listrik. "Dengan menggunakan sistem itu maka masyarakat dapat mengukur sendiri kebutuhan mereka. PLN akan menyediakan voucher itu di kantor kelurahan mereka menyiapkan pos-pos pelayanan warga," ujarnya. Ia menambahkan rencananya Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo akan meresmikan sistem pelayanan listrik 24 jam di Kepulauan Seribu Selatan dengan menggunakan kabel bawah laut yang dibangun sejak 2007. "Peresmian akan dilakukan pada 26 Januari pukul 10.00 WIB di Pulau Untung Jawa. Pada tahap awal akan mengaliri pulau Untung Jawa, Pulau Pari dan Pulau Tidung," tegasnya. Sementara itu ketika disinggung tentang ketersediaan minyak tanah di Kepulauan Seribu, Djoko mengatakan, saat ini pasokan dan persediaan yang ada cukup baik. "Kepulauan Seribu tidak termasuk wilayah yang ikut dalam program konversi minyak tanah ke gas. Di setiap pulau ada agen minyak tanah sehingga ketersediaan aman," paparnya. Demikian juga dengan solar untuk kebutuhan nelayan, stasiun pengisian bahan bakar bagi nelayan di Pulau Tidung pun tidak kekurangan pasokan, sehingga nelayan dapat melaut seperti biasa. Sebelumnya, kabel bawah laut mulai dibangun sejak awal 2007 sepanjang 43 kilometer yang berawal dari Teluk Naga di Pulau Untung Jawa melalui Pulau Lancang hingga Pulau Tidung dengan aliran listriknya berasal dari gardu induk milik PLN di Tanjung Pasir. Jalur kabel bawah laut itu dimulai dari gardu induk di Tanjung Pasir menuju Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Pancang, Pulau Payung dan berakhir di Pulau Tidung. "Adanya listrik 24 jam di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan tersebut akan mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Karena selama ini aliran listrik dari pembangkit listrik tenaga diesel hanya beroperasi sejak pukul 17.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB lebih dari itu tidak ada listrik," kata Djoko. Dengan kondisi itu, menurut Djoko, maka warga sulit mengembangkan industri kecil padahal di kawasan itu potensi hasil laut cukup banyak dari mulai kepiting, ikan teri hingga jenis ikan laut lainnya. "Warga sulit melakukan diversifikasi produk sehingga yang dijual hanya bahan mentahnya, sulit membuat produk olahan, sehingga banyak produk dari Kepulauan Seribu yang dikemas oleh pihak lain dengan lebih baik," tegasnya. Sejumlah pulau di kawasan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan yang akan mendapat aliran listrik adalah Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Pancang, Pulau Payung dan Pulau Tidung. "Pada 2008 kabel listrik bawah laut itu akan dikembangkan ke Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan akan mengaliri Pulau Panggang, Pulau Pramuka, Pulau Harapan, Pulau Kelapa dan Pulau Panjang. Pulau Panjang sendiri nantinya akan ada pelabuhan udara," paparnya. Investasi pembangunan kabel bawah laut itu senilai Rp240 miliar. Nilai itu lebih kecil dibandingkan alokasi anggaran untuk penyediaan listrik dari pembangkit listrik tenaga diesel saat ini yang setahunnya memakan anggaran Rp45 miliar. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008