Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) menandatangani empat kontrak pembangunan (engineering, procurement, and construction/EPC) PLTU program percepatan 10.000 MW yang berlokasi di luar Jawa. Keempat kontrak yang ditandatangani di Jakarta, Senin adalah PLTU Kepulauan Riau 2x7 MW, PLTU NTT 2x7 MW, PLTU Sultra 2x10 MW, dan PLTU Kalteng 2x60 MW. "Nilai kontrak keempat PLTU mencapai 196,6 juta dolar AS," kata Dirut PLN Eddie Widiono usai penandatanganan. Menurut dia, nilai penghematan BBM yang didapat dari pengoperasian keempat PLTU itu mencapai Rp2,99 triliun per tahun. Eddie juga mengatakan, unit pertama pembangkit ditargetkan beroperasi pada Januari 2010 dan unit kedua Maret 2010. PLTU Kepri berlokasi di Tanjung Balai Karimun dibangun konsorsium Shandong Machinery I&E Group Corp dan PT Rekadaya Elektrika dengan nilai kontrak 18,5 juta dolar AS. Pembangkit NTT berlokasi di Keliwumbu, Ende dengan nilai kontrak 19,8 juta dolar AS dibangun konsorsium yang sama. Selanjutnya, PLTU Sultra yang dibangun konsorsium yang sama berlokasi di Kendari dengan nilai kontrak 26 juta dolar AS dan PLTU Kalteng berlokasi di Desa Buntoi dibangun konsorsium China National Heavy Machinery Corp, Shandong Electric Power, dan PT Mega Power Mandiri dengan nilai kontrak 132,3 juta dolar AS. Pada kesempatan itu, juga ditandatangani kontrak EPC PLTG 1x112 MW yang berlokasi di Sicanang, Belawan, Medan, dengan PT Menamas-Betasurya-Saktimas senilai Rp827 miliar. Plt Direktur Pembangkitan dan Energi Primer Fahmi Mochtar mengatakan, pembangunan pembangkit itu merupakan upaya menanggulangi krisis listrik di Sumatera bagian utara. "PLTG ini dijadwalkan beroperasi April 2008," katanya. Menurut dia, pada tahap awal, pembangkit tersebut akan memakai solar jenis "high speed diesel" (HSD), sebelum nantinya memakai bahan bakar gas. Selain PLTG Belawan, untuk menanggulangi krisis listrik di Sumatera bagian utara, PLN juga telah menandatangani kontrak pembangunan pembangkit "mobile diesel" berkapasitas 50x100 kW dan 100x50 kW dengan PT Bumi Loka senilai Rp37,99 miliar pada 10 Oktober 2007. "Pembangkit ini telah beroperasi awal Nopember lalu," katanya. Selain itu, juga pengadaan tiga unit PLTG masing-masing berkapasitas 1x11,86 MW dengan PT Indo Turbine-Medco senilai Rp123,55 miliar, 1x21,46 MW dengan PTB Imeco dan PT Indonesia Power senilai Rp271 miliar dan 1x34,1 MW dengan PT Barata, PT Inpar, dan PT Wahana senilai Rp311 miliar. "Kontrak ketiga unit PLTG itu telah ditandatangani 26 Nopember 2007 dan akan beroperasi Januari ini," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008