Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menawarkan penjualan 10 persen saham Bank BNI kepada investor bank yang memenuhi kriteria dan memiliki reputasi baik di tingkat internasional. "Tujuannya adalah supaya best practice juga tercapai di bank BUMN itu," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil di Gedung Utama Departemen Keuangan Jakarta, Senin. Menurut Sofyan, bank-bank BUMN harus dijaga dari kemungkinan adanya praktik-praktik tidak sehat dalam operasinya. Salah satu caranya dengan memasukkan bank lain yang memiliki rekam jejak yang baik dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Mereka akan menjadi pemegang saham BNI dan kemudian salah satu direksinya masuk dalam jajaran direksi BNI. Ia akan menjadi peniup peluit sehingga dapat terhindar dari praktik-praktik yang tidak benar. "Ini kita coba misalnya di BNI dengan menjual 10 persen saham BNI," katanya. Ia menyebutkan, penjualan 10 persen saham BNI itu tidak akan mengubah posisi kepemilikan mayoritas atas saham BNI. Sebanyak 76 persen saham tetap akan menjadi milik negara. Sofyan menyebutkan, saat ini ada rencana green shoe di BNI sebesar tiga persen dan jika ditambah tujuh persen, maka menjadi 10 persen. Menurut dia, penjualan 10 persen saham BNI itu akan dilakukan melalui seleksi ketat bagi bank-bank yang memenuhi syarat dan memiliki track record yang baik. "Tidak cukup hanya punya duit saja, harus memenuhi kriteria yang kita tetapkan. Kita berharap dapat lima bank yang eligible. Ini nanti kita tenderkan," kata Sofyan. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008