a karena Hari Raya tanggal 5 Juni maka penumpang yang berangkat tanggal 4 Juni masih berada di laut saat malam lebaran
Sampit (ANTARA) - Ratusan pemudik yang bertolak dari Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada Selasa (4/6) nanti dipastikan harus melewatkan malam Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah di atas kapal di laut.
"Ya karena Hari Raya tanggal 5 Juni maka penumpang yang berangkat tanggal 4 Juni masih berada di laut saat malam lebaran," kata Kepala PT Pelni Cabang Sampit Agus Suprijatno di Sampit, Minggu.
Berdasarkan jadwal, kapal terakhir yang berangkat dari Pelabuhan Sampit sebelum Lebaran adalah KM Binaiya yang berangkat Selasa (4/6) pukul 02.00 WIB. Kapal milik PT Pelni ini akan bertolak mengangkut penumpang menuju Semarang.
Waktu tempuh dari Pelabuhan Sampit menuju Pelabuhan Tanjung Emas Semarang berkisar 23 hingga 30 jam, tergantung kapasitas kapal masing-masing. Jika Hari Raya Idul Fitri memang jatuh pada Rabu (5/6), maka dapat dipastikan para penumpang KM Binaiya akan melewatkan malam hari raya atau malam takbiran di atas kapal di tengah laut.
Kapal tersebut diperkirakan baru tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang pada Rabu, antara dini hari hingga pagi. Bahkan bagi pemudik yang masih harus melanjutkan perjalanan ke kampung mereka yang cukup jauh, mereka harus mengantisipasi kemungkinan jika harus melaksanakan Shalat Idul Fitri di masjid di perjalanan yang mereka lewati.
Meski menyadari harus melewatkan malam lebaran di atas kapal di tengah laut, namun minat masyarakat untuk mudik tetap tinggi. Saat ini tiket yang terjual untuk keberangkatan KM Binaiya sudah lebih dari 800 tiket.
Untuk melayani arus mudik lebaran tahun ini, PT Pelni mengoperasikan lima kapal dengan sembilan "call" atau keberangkatan terhitung "H-15" atau 21 Mei lalu. Lima kapal tersebut adalah KM Kelimutu, KM Leuser, KM Egon, KM Lawit dan KM Binaiya dengan tujuan Semarang dan Surabaya.
Menjelang lebaran, jumlah penumpang terus meningkat. Meski begitu, Agus meyakinkan jumlah penumpang yang mereka angkut sesuai dispensasi yang diberikan pemerintah, yaitu sekitar 1.600 penumpang. Sementara itu, peralatan keselamatan yang dimiliki di kapal lebih banyak dari jumlah tersebut.
"Kami selalu mengutamakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Kondisi armada dan peralatan keselamatan juga sudah diperiksa oleh KSOP untuk memastikan semuanya siap," jelas Agus.
Agus memprediksi jumlah penumpang pada Lebaran Idul Fitri tahun ini meningkat sekitar 10 persen dibanding tahun lalu. Namun untuk jumlah pastinya, pihaknya masih menunggu penghitungan akhir saat keberangkatan kapal terakhir yaitu KM Binaiya pada Selasa (4/6) dini hari.
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019