Lampung (ANTARA) - Satuan Tugas Ramadhan Idul Fitri (Satgas Rafi) 1440 H mencatat tren konsumsi bahan bakar minyak (BBM) menunjukan peningkatan siginifikan, jenis Dex naik 25 persen dari 23,3 kiloliter konsumsi normal menjadi 29,125 KL.

Sedangkan BBM jenis Pertamax yang naik hingga 19,1 persen dari konsumsi normal yaitu 607 KL, di area Sumatera bagian selatan.

“Dari rata-rata harian normal, ada peningkatan sekitar 19,1 persen untuk produk Pertamax, disusul Pertalite naik 11,4 persen dari 4.028KL konsumsi harian, kemudian Premium 5,9 persen. Namun Pertamax Turbo mengalami penurunan sekitar 6,4 persen," kata Region Manager Communication dan CSR, Rifky Rakhman Yusuf kepada Antara di Lampung, Minggu.

Sedangkan untuk gasoil, Bio Solar masih berada di peringkat tertinggi yaitu naik 31,9 persen, disusul Pertamina Dex 25 persen dan Dexlite 17,2 persen, dari 116,7 KL.

Puncak konsumsi BBM tertinggi terjadi pada tanggal 30 Mei 2019. Berdasarkan data yang diterima, peningkatan konsumsi ini juga dikarenakan jumlah kendaraan yang masuk melalui ruas jalan Bakauheuni - Terbanggi Besar mencapai 18 ribuan kendaraan.

Hingga 2 Juni 2019, tercatat penyaluran BBM di titik layanan tambahan Non SPBU seperti SPBU Modular maupun Kios Pertamina Siaga mencapai 417 ribu liter.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, total volume tersebut merupakan realisasi penyaluran yang terjadi di wilayah Sumatera Bagian Utara, Sumatera Bagian Selatan, Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Tengah hingga Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus).

Ia menambahkan, tingginya jumlah pemudik berbanding lurus dengan meningkatnya permintaan BBM terutama di wilayah mudik. Namun hal ini sudah diantisipasi oleh Pertamina dengan melakukan penambahan titik-titik layanan BBM.

Secara total, Pertamina melakukan penambahan layanan BBM di 62 titik. Terdiri atas 2 titik di Sumatera Bagian Utara, 16 titik di Sumatera Bagian Selatan, 16 titik di Jawa Bagian Barat, 15 titik di Jawa Bagian Tengah dan 13 titik di Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus). Titik layanan tambahan ini untuk memperkuat layanan SPBU Reguler di sepanjang jalur tol Trans Sumatera dan Jawa.

"Sampai saat ini seluruh titik layanan tambahan tersebut dapat beroperasi baik dan melayani masyarakat dengan optimal. Fungsi utama layanan tambahan ini adalah untuk memecah antrian pengisian BBM di SPBU Reguler, sehingga masyarakat memiliki lebih banyak alternatif untuk melakukan pengisian BBM," tambahnya.
Baca juga: Tol Cipali padat, konsumsi BBM naik 20 persen
Baca juga: Pertamina prediksi konsumsi BBM di tol meningkat 40 persen
Baca juga: Pertamina prediksi konsumsi BBM di Bali naik empat persen saat Lebaran

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019