Yogyakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua MPR Amien Rais mengimbau masyarakat dan pemerintah agar memberikan maaf kepada mantan Presiden Soeharto. "Khusus kepada pemerintah, saya harapkan segera ada pernyataan resmi terkait dengan hal itu," katanya kepada wartawan di Yogyakarta, Senin. Ia menambahkan jika tetap ingin melewati koridor hukum, pemerintah dapat membuat terobosan istimewa. Menurut dia, berdasarkan pasal 14 UUD 45, Presiden berhak memberi grasi dan rehabilitasi, dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung, serta memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR. "Saya yakin banyak pemimpin dunia dan media massa internasional mengikuti kasus Pak Harto dan menanti bagaimana kita sebagai bangsa memecahkan masalah yang terbengkelai selama 10 tahun terakhir," katanya. Amien Rais mengajak bangsa Indonesia memaafkan kesalahan Soeharto, karena memberi maaf adalah manifestasi dari kebesaran jiwa, sedangkan tidak bisa memberi maaf adalah gejala kekerdilan jiwa. "Saya hanya ingin mengingatkan bahwa sebuah kepemimpinan bangsa adalah refleksi dari bangsa bersangkutan. Pak Harto memegang kekuasaan selama 32 tahun terus-menerus karena sebagian bangsa memungkinkan hal itu terjadi," katanya. Untuk menyikapi kesalahan mantan Presiden Soeharto, menurut dia, di samping pendekatan hukum, ada pendekatan yang lebih tinggi dan luhur, yaitu pendekatan moral kemanusiaan, serta yang lebih tinggi lagi adalah pendekatan keagamaan. Ia mengatakan para utusan Allah yaitu rasul dan nabi sejatinya adalah para pemimpin dalam arti sebenarnya. Memberi maaf adalah ciri kas keutamaan dan keunggulan para nabi sebagai pemimpin sejati umat manusia. Nabi, kata Amien, mengesampingkan hukum yang didasarkan pada nyawa dibayar nyawa untuk menunjukkan bahwa pemberian maaf jauh lebih unggul dan mulia dibandingkan dengan hukum pembalasan. "Karena itu, mari kita tinggalkan pernik-pernik pertimbangan hukum. Misalnya kita harus mencabut dulu TAP MPR Nomor 11 tahun 1998 supaya bisa memaafkan Pak Harto, soalnya kita berlomba dengan waktu," katanya. Sejak beberapa hari lalu, Mantan Presiden Soeharto dirawat intensif di RSPP Jakarta. (*)
Copyright © ANTARA 2008