Jakarta (ANTARA News) - Sekitar tiga ribu perajin tahu tempe yang melakukan unjukrasa di depan Istana Presiden, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, melakukan mogok produksi untuk mendesak pemerintah agar menanggapi tuntutan mereka bagi distabilkannya harga kedelai yang saat ini melonjak hampir 100 persen. Seorang pengrajin tempe tahu dari Jakarta Utara, Kliwono Suroto, Senin, mengungkapkan untuk memperlancar tuntutannya para pengrajin tempe dan tahu sepakat untuk mogok memproduksi tahu tempe selama tiga hari hingga Rabu (16/1). Kliwono mengungkapkan kenaikan harga kedelai sangat memukul para pengrajin karena kenaikan harga itu tidak diikuti dengan kenaikan harga jual tempe dan tahu. "Konsumen tidak mau tahu harga tempe dan tahu mahal, " katanya. Ia juga mengatakan keuntungan yang didapat sangat tipis. Dari ongkos produksi Rp400 ribu, ia hanya memperoleh untung bersih hanya sekitar Rp50 ribu. "Itu keuntungannya sangat tipis sekali, untuk bayar kontrakan dan lain-lain sudah susah," katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan perajin tahu tempe berdemo di depan Istana Presiden menuntut pemerintah menstabilkan harga kedelai yang saat ini kenaikannya hampir mencapai 100 persen. Massa berasal dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Bandung terus berdatangan dengan menggunakan bus metromini dan beberapa truk bak terbuka. Jumlah peserta demo yang sangat banyak membuat keadaan lalu lintas di depan Istana Merdeka macet. Mereka juga sempat merangsek hingga di jalur hijau di depan istana, namun kemudian dihalau oleh aparat kepolisian. Kliwono mengatakan kenaikan harga kedelai sesungguhnya mulai terjadi menjelang lebaran dan terus mencapai puncaknya saat ini. Harga kedelai saat ini Rp750 ribu per kuintal, dari sebelumnya sekitar Rp400 ribu per kuintal. "Biasanya harga kedelai naik sesuai dengan kenaikan dolar, tapi saat ini tidak tahu kenapa. Bahkan dalam satu hari saja kenaikan harganya bisa dua hingga tiga kali. Harga beli pagi hari sudah berbeda kalau kita beli siang atau sore," katanya. Kenaikan harga ini, menurut Kliwono, merupakan kenaikan yang tertinggi selama 10 tahun terakhir. (*)
Copyright © ANTARA 2008