Semarang (ANTARA News) - Pemerintah perlu mempertimbangkan lagi rencana untuk mengimpor gula karena kebijakan tersebut dinilai malah akan menguntungkan kalanagan spekulan gula di dalam negeri. "Keinginan pemerintah untuk mendatangkan gula impor justru membuat nasib para petani tebu tak menentu," kata Ketua Asosiasi Distrubutor Gula Indonesia (ADGI) Jawa Tengah, Bambang Husodo, di Semarang, Minggu. Jika alasan mendatangkan gula impor untuk menjaga kestabilan harga di pasaran, katanya, maka hal itu perlu dipertimbangkan. Namun mekanisme harus diatur agar tidak merugikan para petani tebu. Sebenarnya, kata Bambang, pihaknya tidak keberatan jika pemerintah akan mengimpor gula karena produksi gula di dalam negeri memang tidak mencukupi memenuhi kebutuhan pasar yang memang tinggi. "Jika tidak mendatangkan gula impor, maka kebutuhan gula di Indonesia, terutama Jateng yang cukup besar, tidak bisa dipenuhi. Permintaan dan produksi gula di memang tidak seimbang sehingga butuh penanganan," katanya. Menurut dia, produksi gula di Jateng per tahun hanya sebanyak 230 ribu ton-240 ribu ton. Sedangkan kebutuhan sebanyak 360 ribu ton per tahun sehingga masih ada kekurangan sebanyak 130 ribu ton per tahun. Sebenarnya, kata dia, kekurangan sebanyak 130 ribu ton per tahun gula di Jateng itu bisa ditutup dengan produksi dari daerah lain yang surplus gula. "Masih ada langkah lain untuk menutupi kekurangan kebutuhan gula di Jateng," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2008