Merak (ANTARA) - Sejumlah pedagang musiman mengais rejeki di Pelabuhan Merak, Provinsi Banten untuk membantu pendapatan ekonomi keluarga.
"Kami sudah dua hari terakhir ini bisa mengeruk keuntungan Rp300.000," kata Udin, seorang pedagang asongan di Pelabuhan Merak, Minggu dinihari.
Udin mengatakan, berjualan musiman di Pelabuhan Merak itu sangat membantu para pedagang asongan untuk mendapatkan peningkatan ekonomi keluarga.
Apalagi, saat ini cukup membutuhkan keuangan untuk keperluan Hari Raya Lebaran.
Mereka para pedagang asongan itu menjajagi aneka makanan, minuman hingga penjual asesoris telepon genggam di sekitar kawasan pelabuhan.
Selain itu juga berkeliling di tempat keramaian penumpukan pemudik di sekitar dermaga.
"Kami berjualan selama arus mudik bisa mengeruk keuntungan bersih sekitar Rp2,5 juta, karena hal itu berdasarkan pengalaman tahun lalu," ujar Udin yang berjualan dodol dan kurma.
Meti, seorang pedagang minuman mengaku bahwa dirinya bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp200.000/hari.
Keuntungan sebesar itu merasa lega, karena bisa membeli pakaian Lebaran tiga anaknya.
Disamping itu juga bisa memenuhi kebutuhan ekonomi untuk keperluan Lebaran.
"Kami sejak lima tahun berjualan di sini cukup membantu ekonomi keluarga," kata Meti.
Ia mengaku bahwa dirinya berjualan minuman di Pelabuhan Merak hanya memanfaatkan arus mudik dan arus balik lebaran saja.
Sebab, kegiatan sehari-harinya hanya sebagai ibu rumah tangga.
Karena itu, berjualan di Pelabuhan Merak sangat membantu ekonomi masyarakat,meskipun terkadang mendapat teguran petugas.
"Kami berharap berjualan itu bisa lancar dan menghasilkan pendapatan keuntungan ekonomi," katanya menjelaskan.
Berdasarkan pantauan, puluhan pedagang asongan di Pelabuhan Merak menawarkan kepada pemudik yang ada di dermaga sambil menunggu kedatangan kapal "roll on rool off" atau Roro untuk menyeberang menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
"Kami berjualan menggunakan kantung plastik menawarkan minuman kepada pemudik," kata Yamin, seorang pedagang asongan saat ditemui di Dermaga VII.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019