Tanjungpinang (ANTARA) - Kristiani Herrawati yang akrab disapa Ani Yudhoyono selama masa hidupnya dekat dengan sultan dan raja, kata Wakil Ketua Forum Silahturahmi Keraton se-Nusantara, Huzrin Hood.
"Perhatian Ibu Ani kepada kami cukup besar, setiap tahun kami diundang ke Istana Negara ketika SBY masih menjabat sebagai Presiden RI," ujarnya saat dihubungi Antara di Tanjungpinang, Sabtu.
Huzrin sejak tadi siang berada di Singapura. Ia ikut melepas keberangkatan rombongan yang membawa jenazah Ani di Bandara Militer Paya Lebar Singapura.
"Selama beberapa kali pertemuan, Ibu Ani selalu menganggap saya sebagai teman lama. Karena itu, saya hadir menyaksikan dan mendoakan almarhum di Singapura," katanya.
Tokoh pejuang pembentukan Provinsi Kepulauan Riau itu menceritakan momentum yang paling berkesan ketika SBY pada periode pertama memimpin Indonesia. Saat itu, seluruh sultan dan raja daerah diundang ke Istana Negara.
"Saat kami berada di Bali mengikuti acara Musyawarah Agung, Ibu Ani meminta kami ke Istana Negara. Beliau carter dua pesawat untuk membawa kami ke Jakarta, kemudian kembali lagi ke Jakarta setelah berbincang-bincang dengannya dan Pak SBY," ucapnya, yang juga mantan Bupati Kepri (sekarang Bintan).
Sejumlah pertemuan dengan Ani Yudhoyono selalu menimbulkan kesan. Ketulusan hati Ani Yudhoyono dalam menjamu para tamu sangat nampak.
Ibu Negara RI periode 2004-2014 tersebut tidak menunjukkan sebagai "orang besar" di Istana Negara sehingga lebih akrab dengan tamu-tamunya.
Ibu Ani juga menyukai budaya daerah, seperti pakaian adat yang dikenakan para raja dan sultan, yang tergabung dalam Forum Silahturahmi Keraton se-Nusantara.
"Kami selalu membawa souvenir yang berisi baju adat, bahan batik, makanan daerah dan bibit pohon. Ini kami bawa pulang," ujarnya.
Huzrin mengatakan Ani juga pernah ke Bintan setelah tidak lagi sebagai Ibu Negara. Ani selalu mendampingi suami, termasuk ke Bintan. Ani menyukai makanan laut di Bintan sama seperti SBY.
"Ibu Ani itu sosok yang perhatian terhadap suaminya. SBY begitu besar mendapat perhatian dari Ibu Ani," tuturnya.
Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019