Padang, (ANTARA) - Ramadhan 1440 Hijriah tinggal hitungan hari, sebagian kaum Muslimin sudah mulai mempersiapkan diri untuk mudik ke kampung halaman merayakan Idul Fitri bersama keluarga dan sanak tercinta.

Namun, di sejumlah masjid di Kota Padang, ribuan orang Muslim lainnya tetap khusyuk dalam iktikaf memaksimalkan ibadah di hari-hari terakhir Ramadhan.
Salah satunya di Masjid Jabal Rahmah Indarung yang berada di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang. Pada malam 27 Ramadhan atau 31 Mei 2019 tak kurang dari 1.000 orang mengisi malam dengan membaca Al Quran, berzikir hingga melaksanakan salat malam.

Tua, muda hingga kanak-kanak berbaur dalam kesyahduan ibadah di masjid yang dominan dengan ornamen kuning emas tersebut. Tepat pukul 03.00 WIB pengeras suara berbunyi membangunkan jamaah yang tidur untuk mengajak melaksanakan salat tahajud.

Sebagian jamaah yang tertidur pun segera bangun, mengambil wudhu dan siap bermunajat menghadap sang Khalik di keheningan malam tersebut. Lambat laun lantunan ayat suci Al Quran yang dibaca imam terdengar merdu mengetuk jiwa dengan irama khas Timur Tengah pada dini hari tersebut. Sesekali di tengah lantunan ayat terdengar isak tangis jamaah yang sedang mengikuti Qiyamul Lail.

Saat rakaat terakhir salat witir, sang imam pun membacakan doa qunut dengan khusyu membuat sebagian jamaah tak kuasa menahan tangis. Doa agar semua dosa diampuni hingga permohonan agar negara ini diberikan keselamatan dan kebaikan, tak lupa mendoakan agar seluruh kaum Muslimin di seluruh belahan dunia diberikan kebaikan dan keselamatan.

Iktikaf merupakan aktivitas berdiam diri di dalam masjid yang diisi dengan kegiatan berzikir, membaca Al Quran dan ibadah lainnya pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.

Rangkaian kegiatan Iktikaf dimulai setelah salat tarawih sekitar pukul 21.00 WIB dengan ceramah, dilanjutkan dengan tadarus Al Quran secara mandiri.
Tepat pukul 03.00 WIB jamaah dibangunkan untuk mengikuti Qiyamul Lail atau shalat malam yang dipimpin seorang imam.

Pelaksanaan Qiyamul Lail berlangsung selama hampir satu setengah jam, tak kurang dari satu juz ayat Al Quran yang dilantunkan imam ketika salat.
Semakin malam, suasana khusyuk kian terasa, tidak pandang status dan jabatan, pelajar, mahasiswa, pejabat hingga anggota DPR berpacu memperbanyak ibadah berbaur dengan seluruh jamaah.

Usai melaksanakan salat Witir kegiatan pada malam itu ditutup dengan santap sahur bersama yang telah disediakan panitia.

Edmon, salah seorang warga Lubuk Kilangan, Padang, mengatakan ia rutin beriktikaf di Masjid Jabal Rahmah pada 10 hari terakhir Ramadhan.

"Masjidnya bersih, suasananya juga kondusif untuk beribadah, fasilitas memadai," ujar dia.

Selain memaksimalkan ibadah, anggota DPRD Padang terpilih pada Pemilu 2019 itu menjadikan iktikaf sebagai sarana silaturahmi dengan konstituen untuk berdiskusi perihal persoalan masyarakat.

Sementara Imam tetap Masjid Jabal Rahmah selama Iktikaf Erwin Rasyid mengatakan Iktikaf merupakan salah ibadah yang dianjurkan memasuki 10 malam terakhir Ramadhan karena memiliki banyak keutamaan.

Salah satu keutamaannya adalah pada 10 hari terakhir tersebut terdapat malam Lailatul Qadar dan siapa yang beribadah pada malam itu akan mendapat keutamaan seperti beribadah 1.000 bulan atau 83 tahun.

Di Kota Padang dalam beberapa tahun terakhir iktikaf menjadi tren pada 10 hari terakhir Ramadhan.

Berdasarkan penelusuran terdapat sejumlah masjid yang rutin melaksanakannya, di antaranya di Masjid Nurul Iman Padang, Masjid Jihad Padang, Masjid Baiturahmah Padang, Masjid Raya Sumatera Barat dan Masjid Arahman Adzkia.

Biasanya para pengelola ada yang menyediakan sahur gratis sehingga jamaah tidak repot mencari pada dini hari.

Bahkan Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah juga rutin melaksanakan iktikaf di Masjid Jihad atau Masjid Nurul Iman Padang.

Menurut Mahyeldi, itikaf 10 malam terakhir adalah amalan yang selalu dilakukan oleh Rasulullah yang seyogyanya harus ditiru oleh umatnya.
Ia menceritakan para sahabat nabi ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadhan sangat gembira karena adanya peluang meraih malam Lailatul Qadar.
Namun, mereka juga sedih, karena khawatir tidak akan bertemu lagi dengan Ramadhan tahun berikutnya, kata dia.

Karena itu, jangan menyia-nyiakan kesempatan yang ada dan maksimalkan waktu yang ada untuk sepenuhnya beribadah.

Ia mengatakan, sebagian masyarakat saat ini ada yang mulai mempersiapkan diri menyambut Idul Fitri, namun jangan sampai mengabaikan ibadah Ramadhan yang masih tersisa.

"Jangan mengabaikan ibadah pada hari-hari terakhir Ramadhan karena sibuk persiapan menyambut lebaran ," kata dia.

Ketua Pengurus Masjid Jihad Padang Miko Kamal mengatakan pelaksanaan iktikaf di tempatnya merupakan tahun yang ketiga.

Menurut Miko, dari tahun ke tahun, pelaksanaan iktikaf terus mengalami peningkatan, baik dari sisi jamaah yang hadir maupun pelayanan kepada jamaah iktikaf.

"Tahun ini, kami memberikan iktikaf kit kepada 100 pendaftar pertama yang berisi Al Quran, handuk kecil, odol dan sikat gigi. Mudah-mudahan iktikaf kit yang disediakan panitia, membantu kekhusukan dan kenyamanan jamaah melaksanakan iktikaf , kata Miko.

Dari sisi jumlah peserta, menurut Miko, target jumlah peserta iktikaf adalah 150 orang per malam. Semua peserta disediakan makan sahur, snack dan minuman. Bagi peserta iktikaf yang ingin beriktikaf secara penuh, panitia juga menyediakan perbukaan.

Sementara Gubernur Sumbar Irwan Prayitno juga ikut beriktikaf pada malam 27 Ramadhan di Masjid Jihad Padang.

Ia menyampaikan pada 10 hari terakhir Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk semakin memperbanyak ibadahnya. Satu di antara ibadah yang paling dianjurkan adalah iktikaf atau berdiam diri di masjid.

Ia mengingatkan jangan sampai karena menyambut Lebaran kehilangan kesempatan untuk memperbanyak ibadah pada hari-hari terakhir Ramadhan.
***3***

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019